Putin Perintahkan Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ini Respons Ukraina
Kamis, 26 September 2024 - 10:54 WIB
KYIV - Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan Rusia untuk mengubah doktrin nuklirnya, sebuah langkah yang dapat mendorong Moskow untuk melancarkan serangan nuklir terhadap musuhnya.
Ukraina meremehkan langkah Putin tersebut, menyebutnya sebagai "pemerasan nuklir".
"Rusia tidak lagi memiliki instrumen untuk mengintimidasi dunia selain dari pemerasan nuklir. Instrumen-instrumen ini tidak akan berfungsi," kata Kepala Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, yang dilansir Reuters, Kamis (26/9/2024).
Perintah Putin, yang membuat Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv berada dalam ancaman serangan nuklir Moskow, disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Rusia pada hari Rabu.
Pemimpin Kremlin itu juga mengusulkan daftar ancaman diperluas, yang akan mencakup informasi yang dapat diandalkan tentang serangan udara besar yang diluncurkan terhadap Rusia—yang akan menjadi salah satu dalih Moskow menjalankan doktrin nuklirnya.
Putin mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa daftar kriteria yang akan membenarkan penggunaan pencegahan nuklir Rusia harus diperluas dalam versi doktrin yang diperbarui.
“Agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir mana pun yang didukung oleh kekuatan nuklir harus diperlakukan sebagai serangan bersama mereka,” kata Putin.
Moskow, lanjut Putin, juga akan mempertimbangkan untuk menggunakan respons nuklir jika memperoleh informasi yang dapat diandalkan tentang serangan rudal besar-besaran atau serangan udara yang diluncurkan oleh negara lain terhadap Rusia, atau sekutu terdekatnya, Belarusia.
"Senjata yang digunakan dalam serangan potensial musuh dapat mencakup apa saja mulai dari rudal balistik atau jelajah hingga pesawat strategis dan pesawat nirawak," katanya.
"Kami berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi terhadap Rusia dan Belarusia," imbuh Putin, seraya menambahkan bahwa prinsip tersebut telah dikoordinasikan dengan Minsk.
"Senjata nuklir dapat digunakan jika musuh menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan salah satu negara melalui penggunaan senjata konvensional," paparnya.
Putin tidak menjelaskan kapan doktrin nuklir terbaru Rusia akan berlaku.
Para pejabat senior Rusia, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membahas potensi pengubahan doktrin tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada akhir Agustus, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa dokumen tersebut sedang ditinjau.
Pemimpin Rusia telah lama menunjukkan posisi yang agak tertutup mengenai masalah senjata nuklir. Pada bulan Juni lalu, dia menyatakan harapan bahwa "tidak akan pernah terjadi" pertukaran nuklir antara Moskow dan Barat.
"Moskow tidak punya alasan untuk berpikir tentang penggunaan senjata nuklir," katanya saat itu, saat berbicara di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.
Akhir bulan itu, Presiden Putin juga menyatakan bahwa Rusia tidak perlu melancarkan serangan nuklir pendahuluan, karena musuh dijamin akan dihancurkan dalam serangan balasan.
Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan pengubahan doktrin pada saat itu.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Ukraina meremehkan langkah Putin tersebut, menyebutnya sebagai "pemerasan nuklir".
"Rusia tidak lagi memiliki instrumen untuk mengintimidasi dunia selain dari pemerasan nuklir. Instrumen-instrumen ini tidak akan berfungsi," kata Kepala Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, yang dilansir Reuters, Kamis (26/9/2024).
Perintah Putin, yang membuat Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv berada dalam ancaman serangan nuklir Moskow, disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Rusia pada hari Rabu.
Pemimpin Kremlin itu juga mengusulkan daftar ancaman diperluas, yang akan mencakup informasi yang dapat diandalkan tentang serangan udara besar yang diluncurkan terhadap Rusia—yang akan menjadi salah satu dalih Moskow menjalankan doktrin nuklirnya.
Putin mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa daftar kriteria yang akan membenarkan penggunaan pencegahan nuklir Rusia harus diperluas dalam versi doktrin yang diperbarui.
“Agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir mana pun yang didukung oleh kekuatan nuklir harus diperlakukan sebagai serangan bersama mereka,” kata Putin.
Moskow, lanjut Putin, juga akan mempertimbangkan untuk menggunakan respons nuklir jika memperoleh informasi yang dapat diandalkan tentang serangan rudal besar-besaran atau serangan udara yang diluncurkan oleh negara lain terhadap Rusia, atau sekutu terdekatnya, Belarusia.
"Senjata yang digunakan dalam serangan potensial musuh dapat mencakup apa saja mulai dari rudal balistik atau jelajah hingga pesawat strategis dan pesawat nirawak," katanya.
"Kami berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi terhadap Rusia dan Belarusia," imbuh Putin, seraya menambahkan bahwa prinsip tersebut telah dikoordinasikan dengan Minsk.
"Senjata nuklir dapat digunakan jika musuh menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan salah satu negara melalui penggunaan senjata konvensional," paparnya.
Putin tidak menjelaskan kapan doktrin nuklir terbaru Rusia akan berlaku.
Para pejabat senior Rusia, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membahas potensi pengubahan doktrin tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada akhir Agustus, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa dokumen tersebut sedang ditinjau.
Pemimpin Rusia telah lama menunjukkan posisi yang agak tertutup mengenai masalah senjata nuklir. Pada bulan Juni lalu, dia menyatakan harapan bahwa "tidak akan pernah terjadi" pertukaran nuklir antara Moskow dan Barat.
"Moskow tidak punya alasan untuk berpikir tentang penggunaan senjata nuklir," katanya saat itu, saat berbicara di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.
Akhir bulan itu, Presiden Putin juga menyatakan bahwa Rusia tidak perlu melancarkan serangan nuklir pendahuluan, karena musuh dijamin akan dihancurkan dalam serangan balasan.
Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan pengubahan doktrin pada saat itu.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(mas)
tulis komentar anda