Putin Perintahkan Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina dan NATO dalam Bahaya
Kamis, 26 September 2024 - 07:11 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan Rusia untuk mengubah doktrin nuklirnya, sebuah langkah yang dapat mendorong Moskow untuk melancarkan serangan nuklir.
Perintah pemimpin Kremlin ini membuat Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv berada dalam bahaya karena bisa menjadi target serangan nuklir Moskow.
Perintah Presiden Putin disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Rusia pada hari Rabu.
Dia juga mengusulkan daftar ancaman diperluas, yang akan mencakup informasi yang dapat diandalkan tentang serangan udara besar yang diluncurkan terhadap Rusia—yang akan menjadi salah satu dalih Moskow menjalankan doktrin nuklirnya.
Putin mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa daftar kriteria yang akan membenarkan penggunaan pencegahan nuklir Rusia harus diperluas dalam versi doktrin yang diperbarui.
“Agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir mana pun yang didukung oleh kekuatan nuklir harus diperlakukan sebagai serangan bersama mereka,” kata Putin, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/9/2024).
Moskow, lanjut Putin, juga akan mempertimbangkan untuk menggunakan respons nuklir jika memperoleh informasi yang dapat diandalkan tentang serangan rudal besar-besaran atau serangan udara yang diluncurkan oleh negara lain terhadap Rusia, atau sekutu terdekatnya, Belarusia.
"Senjata yang digunakan dalam serangan potensial musuh dapat mencakup apa saja mulai dari rudal balistik atau jelajah hingga pesawat strategis dan pesawat nirawak," katanya.
Perintah pemimpin Kremlin ini membuat Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv berada dalam bahaya karena bisa menjadi target serangan nuklir Moskow.
Perintah Presiden Putin disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Rusia pada hari Rabu.
Dia juga mengusulkan daftar ancaman diperluas, yang akan mencakup informasi yang dapat diandalkan tentang serangan udara besar yang diluncurkan terhadap Rusia—yang akan menjadi salah satu dalih Moskow menjalankan doktrin nuklirnya.
Putin mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa daftar kriteria yang akan membenarkan penggunaan pencegahan nuklir Rusia harus diperluas dalam versi doktrin yang diperbarui.
“Agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir mana pun yang didukung oleh kekuatan nuklir harus diperlakukan sebagai serangan bersama mereka,” kata Putin, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/9/2024).
Moskow, lanjut Putin, juga akan mempertimbangkan untuk menggunakan respons nuklir jika memperoleh informasi yang dapat diandalkan tentang serangan rudal besar-besaran atau serangan udara yang diluncurkan oleh negara lain terhadap Rusia, atau sekutu terdekatnya, Belarusia.
"Senjata yang digunakan dalam serangan potensial musuh dapat mencakup apa saja mulai dari rudal balistik atau jelajah hingga pesawat strategis dan pesawat nirawak," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda