Putin Perintahkan Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina dan NATO dalam Bahaya
Kamis, 26 September 2024 - 07:11 WIB
"Kami berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi terhadap Rusia dan Belarusia," imbuh Putin, seraya menambahkan bahwa prinsip tersebut telah dikoordinasikan dengan Minsk.
"Senjata nuklir dapat digunakan jika musuh menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan salah satu negara melalui penggunaan senjata konvensional," paparnya.
Putin tidak menjelaskan kapan doktrin nuklir terbaru Rusia akan berlaku.
Para pejabat senior Rusia, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membahas potensi pengubahan doktrin tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada akhir Agustus, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa dokumen tersebut sedang ditinjau.
Pemimpin Rusia telah lama menunjukkan posisi yang agak tertutup mengenai masalah senjata nuklir. Pada bulan Juni lalu, dia menyatakan harapan bahwa "tidak akan pernah terjadi" pertukaran nuklir antara Moskow dan Barat.
"Moskow tidak punya alasan untuk berpikir tentang penggunaan senjata nuklir," katanya saat itu, saat berbicara di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.
Akhir bulan itu, presiden juga menyatakan bahwa Rusia tidak perlu melancarkan serangan nuklir pendahuluan, karena musuh dijamin akan dihancurkan dalam serangan balasan.
Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan pengubahan doktrin pada saat itu.
"Senjata nuklir dapat digunakan jika musuh menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan salah satu negara melalui penggunaan senjata konvensional," paparnya.
Putin tidak menjelaskan kapan doktrin nuklir terbaru Rusia akan berlaku.
Para pejabat senior Rusia, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membahas potensi pengubahan doktrin tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada akhir Agustus, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa dokumen tersebut sedang ditinjau.
Pemimpin Rusia telah lama menunjukkan posisi yang agak tertutup mengenai masalah senjata nuklir. Pada bulan Juni lalu, dia menyatakan harapan bahwa "tidak akan pernah terjadi" pertukaran nuklir antara Moskow dan Barat.
"Moskow tidak punya alasan untuk berpikir tentang penggunaan senjata nuklir," katanya saat itu, saat berbicara di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.
Akhir bulan itu, presiden juga menyatakan bahwa Rusia tidak perlu melancarkan serangan nuklir pendahuluan, karena musuh dijamin akan dihancurkan dalam serangan balasan.
Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan pengubahan doktrin pada saat itu.
(mas)
tulis komentar anda