Indonesia Incar 48 Jet Tempur Siluman F-35, tapi Waswas Rahasia Pertahanannya Diakses AS
Senin, 23 September 2024 - 12:27 WIB
Ketika pemerintah Indonesia mempertimbangkan konsekuensi dari pengintegrasian sistem ini ke dalam militernya, para pejabat telah menggarisbawahi dedikasi mereka untuk menjaga kepentingan nasional.
Indonesia tidak sendirian dalam masalah ini. Jepang juga telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemampuan berbagi data sistem ALIS, karena khawatir hal itu dapat memungkinkan AS mengakses informasi sensitif tentang operasi militer Jepang.
Sejak 2020, Jepang sangat berhati-hati tentang bagaimana data diteruskan ke AS dan Lockheed Martin.
Kekhawatiran serupa telah disuarakan oleh pejabat Korea Selatan, yang khawatir bahwa sistem ALIS dapat mengungkap detail operasional ke AS, yang membahayakan keamanan nasional mereka.
Australia juga menyoroti beberapa ketidaknyamanan dengan berbagi data dalam ALIS dan dampak potensialnya pada independensi operasional. Para pemimpin militer Australia menyatakan keraguan tentang menjaga keamanan data mereka saat menggunakan F-35.
Yang menarik, AS mengeklaim bahwa ODIN, penerus ALIS, akan mengatasi masalah ini.
Brigadir Jenderal Eric Fick, pejabat eksekutif program F-35, menyebutkan bahwa transisi dari ALIS ke ODIN bertujuan untuk mengatasi masalah keamanan data ini, dengan mengusulkan bahwa ODIN akan meningkatkan keamanan data dan mendukung efisiensi operasional.
Namun, tanggapan ini tidak memuaskan semua pakar yang mengawasi program tersebut.
Pakar pertahanan Dan Grazier, misalnya, mencatat bahwa ODIN mungkin mewarisi banyak kerentanan keamanan siber ALIS, terutama karena akan beroperasi di lingkungan cloud.
Anggota Kongres AS John Garamendi juga mempertanyakan apakah ODIN hanya sekadar mengubah citra ALIS tanpa menyelesaikan masalah mendasar.
Indonesia tidak sendirian dalam masalah ini. Jepang juga telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemampuan berbagi data sistem ALIS, karena khawatir hal itu dapat memungkinkan AS mengakses informasi sensitif tentang operasi militer Jepang.
Sejak 2020, Jepang sangat berhati-hati tentang bagaimana data diteruskan ke AS dan Lockheed Martin.
Kekhawatiran serupa telah disuarakan oleh pejabat Korea Selatan, yang khawatir bahwa sistem ALIS dapat mengungkap detail operasional ke AS, yang membahayakan keamanan nasional mereka.
Australia juga menyoroti beberapa ketidaknyamanan dengan berbagi data dalam ALIS dan dampak potensialnya pada independensi operasional. Para pemimpin militer Australia menyatakan keraguan tentang menjaga keamanan data mereka saat menggunakan F-35.
Yang menarik, AS mengeklaim bahwa ODIN, penerus ALIS, akan mengatasi masalah ini.
Brigadir Jenderal Eric Fick, pejabat eksekutif program F-35, menyebutkan bahwa transisi dari ALIS ke ODIN bertujuan untuk mengatasi masalah keamanan data ini, dengan mengusulkan bahwa ODIN akan meningkatkan keamanan data dan mendukung efisiensi operasional.
Namun, tanggapan ini tidak memuaskan semua pakar yang mengawasi program tersebut.
Pakar pertahanan Dan Grazier, misalnya, mencatat bahwa ODIN mungkin mewarisi banyak kerentanan keamanan siber ALIS, terutama karena akan beroperasi di lingkungan cloud.
Anggota Kongres AS John Garamendi juga mempertanyakan apakah ODIN hanya sekadar mengubah citra ALIS tanpa menyelesaikan masalah mendasar.
tulis komentar anda