Rudal Nuklir Setan-2 Rusia Meledak saat Uji Coba, Pukulan Telak bagi Putin
Senin, 23 September 2024 - 09:31 WIB
MOSKOW - Rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat atau Setan-2 Rusia telah meledak selama uji coba yang gagal pekan lalu. Ledakan ini menciptakan kawah raksasa di lokasi tes kosmodrom Plesetsk.
Misil Setan-2 dirancang untuk membawa sejumlah hulu ledak nuklir dalam serangan strategis terhadap wilayah musuh. Ia bagian dari triad nuklir Moskow.
MeNMyRC, proyek dari OSINT, telah menerbitkan citra satelit yang menunjukkan dampak ledakan dari rudal raksasa tersebut.
Dedaunan hijau terlihat menguap saat kawah raksasa terbentuk oleh ledakan ICBM RS-28 Sarmat.
"Seperti yang sudah jelas, uji coba RS-28 Sarmat gagal total," kata MeNMyR dalam analisisnya.
“Rudal itu meledak di silo dan meninggalkan kawah besar dan menghancurkan lokasi uji coba," lanjut analisis tersebut, seperti dikutip dari The Sun, Senin (23/9/2024).
“Sarmat adalah rudal berbahan bakar cair sehingga kecelakaan ini bisa saja terjadi terpisah dari aktivitas peluncuran yang sebenarnya.”
Empat truk pemadam kebakaran terlihat pada citra satelit yang berusaha menahan kerusakan dari kecelakaan yang nyata.
Jika dikonfirmasi militer Rusia, ini akan menjadi pukulantelak bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menganggap "rudal kiamat"-nya itu sebagai inti dari keunggulan senjata nuklirnya atas Barat.
Ini akan menjadi kegagalan keempat dari uji coba rudal Setan-2, yang hanya ada satu keberhasilan yang diketahui.
Analis OSINT mengatakan tidak ada bukti pesawat pengintai Angkatan Udara AS RC-135S Cobra Ball terbang untuk memantau uji coba rudal Setan-2 Rusia.
Uji coba misil Satan-2 juga tidak diumumkan sebelumnya.
Menurut perhitungan tahun 2023 dari Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN), Rusia menghabiskan USD8,3 miliar untuk program nuklirnya, hanya kalah dari China dan Amerika Serikat.
ICAN memperkirakan bahwa negara-negara tersebut sedang dalam proses untuk menghabiskan USD100 miliar per tahun dalam rekor kenaikan 13 persen yang mengkhawatirkan dalam pengeluaran global untuk senjata nuklir.
Putin telah membanggakan bahwa rudal nuklir seberat 208 ton yang diluncurkan melalui silo antarbenua dengan kecepatan 15.880 mil per jam, seukuran blok menara 14 lantai, tidak dapat dihentikan oleh sistem pertahanan Barat apa pun.
Rudal Setan-2 dirancang untuk membawa sepuluh hulu ledak nuklir masing-masing berkekuatan 750 kiloton.
Pengembangannya telah berlangsung dengan sangat rahasia, namun laporan telah bocor dari beberapa kegagalan uji coba—termasuk yang terbaru ini.
Misil Setan-2 dibuat untuk menggantikan rudal Voevoda atau Satan-1 yang telah beroperasi sejak tahun 1980-an.
Dalam insiden terpisah, ada klaim yang belum dikonfirmasi oleh saluran Telegram Rusia; VChK-OGPU, pada hari Sabtu bahwa fasilitas silo yang berisi salah satu roket raksasa terkena serangan pesawat nirawak kamikaze Ukraina di Oktyabrsky, dekat dengan Toropets, di wilayah Tve.
Ada ledakan besar di lokasi yang juga dilaporkan sebagai gudang rudal dan amunisi.
Misil Setan-2 dirancang untuk membawa sejumlah hulu ledak nuklir dalam serangan strategis terhadap wilayah musuh. Ia bagian dari triad nuklir Moskow.
MeNMyRC, proyek dari OSINT, telah menerbitkan citra satelit yang menunjukkan dampak ledakan dari rudal raksasa tersebut.
Dedaunan hijau terlihat menguap saat kawah raksasa terbentuk oleh ledakan ICBM RS-28 Sarmat.
"Seperti yang sudah jelas, uji coba RS-28 Sarmat gagal total," kata MeNMyR dalam analisisnya.
“Rudal itu meledak di silo dan meninggalkan kawah besar dan menghancurkan lokasi uji coba," lanjut analisis tersebut, seperti dikutip dari The Sun, Senin (23/9/2024).
“Sarmat adalah rudal berbahan bakar cair sehingga kecelakaan ini bisa saja terjadi terpisah dari aktivitas peluncuran yang sebenarnya.”
Empat truk pemadam kebakaran terlihat pada citra satelit yang berusaha menahan kerusakan dari kecelakaan yang nyata.
Jika dikonfirmasi militer Rusia, ini akan menjadi pukulantelak bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menganggap "rudal kiamat"-nya itu sebagai inti dari keunggulan senjata nuklirnya atas Barat.
Ini akan menjadi kegagalan keempat dari uji coba rudal Setan-2, yang hanya ada satu keberhasilan yang diketahui.
Analis OSINT mengatakan tidak ada bukti pesawat pengintai Angkatan Udara AS RC-135S Cobra Ball terbang untuk memantau uji coba rudal Setan-2 Rusia.
Uji coba misil Satan-2 juga tidak diumumkan sebelumnya.
Menurut perhitungan tahun 2023 dari Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN), Rusia menghabiskan USD8,3 miliar untuk program nuklirnya, hanya kalah dari China dan Amerika Serikat.
ICAN memperkirakan bahwa negara-negara tersebut sedang dalam proses untuk menghabiskan USD100 miliar per tahun dalam rekor kenaikan 13 persen yang mengkhawatirkan dalam pengeluaran global untuk senjata nuklir.
Putin telah membanggakan bahwa rudal nuklir seberat 208 ton yang diluncurkan melalui silo antarbenua dengan kecepatan 15.880 mil per jam, seukuran blok menara 14 lantai, tidak dapat dihentikan oleh sistem pertahanan Barat apa pun.
Rudal Setan-2 dirancang untuk membawa sepuluh hulu ledak nuklir masing-masing berkekuatan 750 kiloton.
Pengembangannya telah berlangsung dengan sangat rahasia, namun laporan telah bocor dari beberapa kegagalan uji coba—termasuk yang terbaru ini.
Misil Setan-2 dibuat untuk menggantikan rudal Voevoda atau Satan-1 yang telah beroperasi sejak tahun 1980-an.
Dalam insiden terpisah, ada klaim yang belum dikonfirmasi oleh saluran Telegram Rusia; VChK-OGPU, pada hari Sabtu bahwa fasilitas silo yang berisi salah satu roket raksasa terkena serangan pesawat nirawak kamikaze Ukraina di Oktyabrsky, dekat dengan Toropets, di wilayah Tve.
Ada ledakan besar di lokasi yang juga dilaporkan sebagai gudang rudal dan amunisi.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda