4 Negara yang Dikunjungi Paus Fransiskus dalam Lawatan Terpanjang dan Paling Menantang
Senin, 02 September 2024 - 15:30 WIB
Paus Fransiskus telah menjadikan peningkatan hubungan Kristen-Muslim sebagai prioritas, dan telah sering menggunakan perjalanannya ke luar negeri untuk mempromosikan agendanya untuk mengajak para pemimpin agama bekerja demi perdamaian dan toleransi, dan meninggalkan kekerasan atas nama Tuhan.
Indonesia adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia dan telah mengabadikan kebebasan beragama dalam konstitusinya, dengan secara resmi mengakui enam agama -- Islam, Buddha, Konghucu, Hindu, Protestan, dan Katolik. Paus Fransiskus kemungkinan akan menyoroti tradisi toleransi beragama ini dan merayakannya sebagai pesan bagi dunia yang lebih luas.
"Jika kita mampu menciptakan semacam kolaborasi antara satu sama lain, itu bisa menjadi kekuatan besar bangsa Indonesia," kata Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara.
Foto/AP
Paus Fransiskus terpilih menjadi paus pada tahun 2013 sebagian besar berdasarkan kekuatan pidato spontan yang disampaikannya kepada sesama kardinal di mana ia mengatakan Gereja Katolik perlu pergi ke "pinggiran" untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkan penghiburan Tuhan. Ketika Fransiskus melakukan perjalanan jauh ke dalam hutan Papua Nugini, ia akan memenuhi salah satu perintah berbaris yang ia tetapkan untuk calon paus pada malam pemilihannya sendiri.
Hanya sedikit tempat yang terpencil, terpencil, dan dilanda kemiskinan seperti Vanimo, kota pesisir utara di pulau utama Nugini. Di sana, Paus Fransiskus akan bertemu dengan para misionaris dari negara asalnya, Argentina, yang berupaya membawa agama Kristen kepada masyarakat yang sebagian besar merupakan suku yang masih mempraktikkan tradisi pagan di samping penganut Katolik.
“Jika kita mengesampingkan prasangka kita, bahkan dalam budaya suku, kita dapat menemukan nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan cita-cita Kristen,” kata Kardinal Luis Antonio Tagle, yang kantor penginjilan misionaris Vatikan dan merupakan bagian dari delegasi Vatikan, ungkap kantor berita misionaris Fides.
Paus Fransiskus kemungkinan akan merenungkan ancaman lingkungan terhadap tempat-tempat yang rentan dan miskin seperti Papua Nugini, seperti penambangan laut dalam dan perubahan iklim, sembari juga menunjuk pada keberagaman sekitar 10 juta penduduknya yang berbicara dalam sekitar 800 bahasa tetapi rentan terhadap konflik suku.
Indonesia adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia dan telah mengabadikan kebebasan beragama dalam konstitusinya, dengan secara resmi mengakui enam agama -- Islam, Buddha, Konghucu, Hindu, Protestan, dan Katolik. Paus Fransiskus kemungkinan akan menyoroti tradisi toleransi beragama ini dan merayakannya sebagai pesan bagi dunia yang lebih luas.
"Jika kita mampu menciptakan semacam kolaborasi antara satu sama lain, itu bisa menjadi kekuatan besar bangsa Indonesia," kata Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara.
2. Papua Nugini
Foto/AP
Paus Fransiskus terpilih menjadi paus pada tahun 2013 sebagian besar berdasarkan kekuatan pidato spontan yang disampaikannya kepada sesama kardinal di mana ia mengatakan Gereja Katolik perlu pergi ke "pinggiran" untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkan penghiburan Tuhan. Ketika Fransiskus melakukan perjalanan jauh ke dalam hutan Papua Nugini, ia akan memenuhi salah satu perintah berbaris yang ia tetapkan untuk calon paus pada malam pemilihannya sendiri.
Hanya sedikit tempat yang terpencil, terpencil, dan dilanda kemiskinan seperti Vanimo, kota pesisir utara di pulau utama Nugini. Di sana, Paus Fransiskus akan bertemu dengan para misionaris dari negara asalnya, Argentina, yang berupaya membawa agama Kristen kepada masyarakat yang sebagian besar merupakan suku yang masih mempraktikkan tradisi pagan di samping penganut Katolik.
“Jika kita mengesampingkan prasangka kita, bahkan dalam budaya suku, kita dapat menemukan nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan cita-cita Kristen,” kata Kardinal Luis Antonio Tagle, yang kantor penginjilan misionaris Vatikan dan merupakan bagian dari delegasi Vatikan, ungkap kantor berita misionaris Fides.
Paus Fransiskus kemungkinan akan merenungkan ancaman lingkungan terhadap tempat-tempat yang rentan dan miskin seperti Papua Nugini, seperti penambangan laut dalam dan perubahan iklim, sembari juga menunjuk pada keberagaman sekitar 10 juta penduduknya yang berbicara dalam sekitar 800 bahasa tetapi rentan terhadap konflik suku.
Lihat Juga :
tulis komentar anda