Salahkan AS, Akademisi China Warning Asia Bisa Jadi Panggung Perang Dunia III
Kamis, 29 Agustus 2024 - 11:02 WIB
Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah berupaya memperkuat jaringan aliansinya dengan negara-negara seperti Filipina, Jepang, dan Korea Selatan, serta telah membentuk kemitraan baru seperti Aukus dengan Inggris dan Australia serta Quad dengan Jepang, India, dan Australia.
Selain itu, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru telah diundang ke pertemuan puncak NATO baru-baru iniāsebuah langkah yang digambarkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebagai upaya untuk "meruntuhkan sekat-sekat antara Eropa, Asia, dan Amerika Serikat".
Zheng mencatat bahwa Jepang telah memainkan peran utama sebagai "proksi" Amerika dan semakin bertindak sebagai jembatan antara Eropa dan Asia Timur Laut.
Dia menunjukkan bahwa perkembangan seperti pakta pertahanan bersama baru-baru ini antara Rusia dan Korea Utara juga memengaruhi situasi, mendorong Jepang, Korea Selatan, dan AS untuk memperkuat aliansi pertahanan mereka sendiri karena kekhawatiran atas kemampuan nuklir Pyongyang.
Sementara banyak pengamat mengaitkan pakta tersebut dengan kebutuhan mendesak Rusia untuk mendapatkan dukungan militer di Ukraina dan keinginan Korea Utara untuk mendapatkan teknologi militer canggih, Zheng berpendapat bahwa tindakan AS juga merupakan faktor signifikan di balik penataan ulang strategis ini.
Selain itu, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru telah diundang ke pertemuan puncak NATO baru-baru iniāsebuah langkah yang digambarkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebagai upaya untuk "meruntuhkan sekat-sekat antara Eropa, Asia, dan Amerika Serikat".
Zheng mencatat bahwa Jepang telah memainkan peran utama sebagai "proksi" Amerika dan semakin bertindak sebagai jembatan antara Eropa dan Asia Timur Laut.
Dia menunjukkan bahwa perkembangan seperti pakta pertahanan bersama baru-baru ini antara Rusia dan Korea Utara juga memengaruhi situasi, mendorong Jepang, Korea Selatan, dan AS untuk memperkuat aliansi pertahanan mereka sendiri karena kekhawatiran atas kemampuan nuklir Pyongyang.
Sementara banyak pengamat mengaitkan pakta tersebut dengan kebutuhan mendesak Rusia untuk mendapatkan dukungan militer di Ukraina dan keinginan Korea Utara untuk mendapatkan teknologi militer canggih, Zheng berpendapat bahwa tindakan AS juga merupakan faktor signifikan di balik penataan ulang strategis ini.
(mas)
tulis komentar anda