Tembakan 320 Roket Hizbullah vs Gempuran 100 Jet Tempur Israel, Ini Hasilnya

Senin, 26 Agustus 2024 - 09:34 WIB
Hizbullah Lebanon klaim luncurkan serangan lebih dari 320 roket ke Israel pada hari Minggu. Sedangkan Israel klaim kerahkan 100 jet tempur dalam serangan ke Lebanon. Foto/Israel Air Force
TEL AVIV - Hizbullah mengeklaim telah menembakkan lebih dari 320 roket Katyusha dalam serangan besar-besaran ke Israel pada hari Minggu.

Sedangkan militer Zionis mengerahkan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar dari kelompok pro-Iran tersebut.

Roket terlihat melingkar di langit fajar, jejak uap gelap di belakangnya, saat sirene serangan udara berbunyi di Israel dan ledakan di kejauhan menerangi cakrawala, sementara asap mengepul di atas rumah-rumah di Khiam di Lebanon selatan.

Pada Minggu malam, sirene berbunyi di Rishon Letsiyon, Israel tengah, kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).





IDF dan menambahkan bahwa satu proyektil telah diidentifikasi melintas dari Jalur Gaza selatan dan jatuh di area terbuka. Sayap bersenjata Hamas mengatakan telah menembakkan roket "M90" ke Tel Aviv.

Setiap tumpahan besar dalam pertempuran, yang dimulai bersamaan dengan perang di Gaza, berisiko berubah menjadi konflik regional yang melibatkan pendukung Hizbullah, Iran, dan sekutu utama Israel; Amerika Serikat.

Hasil saling serang antara Hizbullah dan Israel sejauh ini adalah tiga kematian dikonfirmasi di Lebanon dan satu kematian di Israel.

Kedua belah pihak mengindikasikan bahwa mereka senang untuk menghindari eskalasi lebih lanjut untuk saat ini, tetapi memperingatkan bahwa mungkin akan ada lebih banyak serangan yang akan datang.

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan serangan kelompoknya, yang merupakan pembalasan atas pembunuhan komandan senior Fuad Shukr bulan lalu, telah selesai "sesuai rencana".

Namun, kelompok itu akan menilai dampak serangannya. "Jika hasilnya tidak cukup, maka kami berhak untuk menanggapi lain waktu", katanya.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan negaranya tidak menginginkan perang skala penuh, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan: "Ini bukan akhir dari cerita."

Sebelumnya, Netanyahu telah mengatakan: "Kami bertekad untuk melakukan segala yang kami bisa untuk membela negara kami...siapa pun yang menyakiti kami—kami menyakitinya."

Kedua pihak telah bertukar pesan bahwa tidak ada yang ingin meningkatkan ketegangan lebih lanjut, dengan inti utama bahwa pertukaran pesan telah "dilakukan". Demikian disampaikan dua diplomat kepada Reuters, Senin (26/8/2024).

Ekspektasi akan terjadinya eskalasi meningkat sejak serangan rudal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel bulan lalu menewaskan 12 pemuda dan militer Israel membunuh Shukr di Beirut sebagai tanggapan.

Hizbullah telah menunda pembalasannya untuk memberi waktu bagi perundingan gencatan senjata, dan telah mengkalibrasi serangannya untuk menghindari memicu perang skala penuh, kata seorang pejabat Hizbullah.



Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan kehadiran dua kelompok penyerang kapal induk di Timur Tengah, yang memperkuat kehadiran militer AS. Sebelumnya, Ketua Kapala Staf Gabungan AS Jenderal CQ Brown tiba di Israel untuk berunding dengan para pemimpin militer.

Sementara itu di Gaza, serangan Israel terus berlanjut, dengan serangan udara menewaskan sedikitnya lima warga Palestina di Kota Gaza pada Senin pagi, menurut kantor berita Palestina; Wafa.

Tidak ada kesepakatan dalam perundingan gencatan senjata Gaza yang berlangsung di Kairo, dengan Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa kompromi yang diajukan oleh para mediator, meskipun seorang pejabat senior AS, menggambarkan perundingan itu sebagai "konstruktif" dan mengatakan proses itu akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Pengeboman Besar



Serangan udara Israel dimulai sebelum Hizbullah memulai serangannya, kata Nasrallah.

Netanyahu mengatakan serangan "pendahuluan" ini telah menggagalkan serangan Hizbullah yang jauh lebih besar, tetapi Nasrallah mengatakan serangan itu hanya berdampak kecil.

Serangan roket dan pesawat nirawak Hizbullah sendiri difokuskan pada pangkalan intelijen di dekat Tel Aviv, kata Nasrallah.

Netanyahu mengatakan semua pesawat nirawak yang menargetkan apa yang disebutnya lokasi strategis di Israel tengah berhasil dicegat.

Sumber keamanan di Lebanon mengatakan sedikitnya 40 serangan Israel telah menghantam berbagai kota di selatan negara itu dalam salah satu pengeboman terbesar sejak permusuhan dimulai pada bulan Oktober.

Hizbullah mengatakan serangan itu menewaskan dua milisinya di al-Tiri. Kelompok Muslim Syiah yang bersekutu dengan Hizbullah, Amal, mengatakan serangan terhadap Khiam menewaskan salah satu milisinya.

Militer Israel mengatakan seorang prajurit Angkatan Laut tewas dan dua lainnya luka-luka.

Perdana menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, bertemu dengan para menteri kabinet dalam sebuah sesi komite darurat nasional.

Penerbangan ke dan dari bandara Ben Gurion di Tel Aviv ditangguhkan selama sekitar 90 menit. Beberapa penerbangan ke dan dari Beirut juga dihentikan, membuat para penumpang telantar.

Di Israel utara, sirene peringatan berbunyi dan ledakan terdengar di beberapa daerah saat sistem pertahanan udara Iron Dome Israel menembak jatuh roket yang datang dari Lebanon selatan.

"Israel seharusnya, seperti yang dilakukannya pagi ini, melancarkan serangan pendahuluan. Namun jika Hizbullah terus melakukannya, Israel harus menyerang dengan sangat keras untuk menghilangkan ancaman dari Hizbullah untuk selamanya," kata Yuval Peleg (73) dari Haifa, Israel.

Seorang penduduk kota Zibqeen di Lebanon selatan mengatakan kepada Reuters bahwa dia terbangun "oleh suara pesawat dan ledakan roket yang keras—bahkan sebelum salat subuh. "Rasanya seperti kiamat," katanya.

Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden mengikuti perkembangan peristiwa tersebut.

"Kami akan terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, dan kami akan terus berupaya untuk stabilitas regional," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savett.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres "sangat prihatin" dengan eskalasi antara Israel dan Hizbullah dan meminta kedua belah pihak untuk segera menghentikan permusuhan.

Mesir dan Yordania juga memperingatkan agar tidak terjadi eskalasi.

Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan Israel pada hari Minggu, tetapi memberikan beberapa informasi intelijen tentang serangan Hizbullah yang akan datang, kata seorang pejabat AS.

Hizbullah menembakkan rudal ke Israel segera setelah serangan 7 Oktober oleh orang-orang bersenjata Hamas terhadap Israel. Hizbullah dan Israel telah saling serang terus-menerus sejak saat itu, sambil menghindari eskalasi besar saat perang berkecamuk di Gaza di selatan.

Keseimbangan yang genting itu tampaknya bergeser setelah serangan di Dataran Tinggi Golan, yang disangkal oleh Hizbullah, dan pembunuhan Shukr, salah satu komandan militer paling senior Hizbullah.

Kematian Shukr dalam serangan udara segera diikuti oleh pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, yang menyebabkan Iran bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More