AS: Iran Bisa Menjadi Negara Bersenjata Nuklir Tahun Ini
Selasa, 20 Agustus 2024 - 10:38 WIB
WASHINGTON - Ketua Komite Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Mike Turner mengatakan Iran bisa menjadi negara bersenjata nuklir pada akhir tahun ini.
Anggota Partai Republik dari Ohio tersebut mengeklaim bahwa kebijakan yang ditempuh oleh Presiden Joe Biden dan pemerintahannya terkait dengan Iran telah gagal.
Dia kemudian bersugesti bahwa di bawah mantan presiden yang juga calon presiden dari Partai Republik saat ini; Donald Trump, segalanya akan berbeda.
“Teheran dapat mendeklarasikan dirinya sebagai negara nuklir pada akhir tahun ini karena kebijakan Presiden AS Joe Biden yang gagal,” kata Turner dalam pernyataan kepada CBS, yang dikutip Russia Today, Selasa (20/8/2024).
Dia mengatakan beberapa laporan telah keluar yang menguraikan kemungkinan tersebut.
Dia menambahkan bahwa perkembangan seperti itu akan menandai eskalasi besar yang telah berusaha dihindari AS selama bertahun-tahun.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeluarkan peringatan serupa, yang menyatakan bahwa Teheran akan membutuhkan waktu "satu atau dua minggu" untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun senjata nuklir.
Blinken mencatat bahwa negara tersebut telah menimbun uranium yang hampir setara dengan senjata nuklir sejak AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran (yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau JCPOA) pada tahun 2018.
Anggota Partai Republik dari Ohio tersebut mengeklaim bahwa kebijakan yang ditempuh oleh Presiden Joe Biden dan pemerintahannya terkait dengan Iran telah gagal.
Dia kemudian bersugesti bahwa di bawah mantan presiden yang juga calon presiden dari Partai Republik saat ini; Donald Trump, segalanya akan berbeda.
“Teheran dapat mendeklarasikan dirinya sebagai negara nuklir pada akhir tahun ini karena kebijakan Presiden AS Joe Biden yang gagal,” kata Turner dalam pernyataan kepada CBS, yang dikutip Russia Today, Selasa (20/8/2024).
Dia mengatakan beberapa laporan telah keluar yang menguraikan kemungkinan tersebut.
Dia menambahkan bahwa perkembangan seperti itu akan menandai eskalasi besar yang telah berusaha dihindari AS selama bertahun-tahun.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeluarkan peringatan serupa, yang menyatakan bahwa Teheran akan membutuhkan waktu "satu atau dua minggu" untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun senjata nuklir.
Blinken mencatat bahwa negara tersebut telah menimbun uranium yang hampir setara dengan senjata nuklir sejak AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran (yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau JCPOA) pada tahun 2018.
tulis komentar anda