Israel Kobarkan Perang Sonik di Lebanon, Berikut 5 Dampaknya

Senin, 12 Agustus 2024 - 10:10 WIB

2. Tren Perang Psikologi Paling Efektif

Memang, ledakan sonik yang terdengar awal minggu ini terjadi hanya dua hari setelah peringatan ledakan pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, yang menghancurkan sebagian besar wilayah Beirut, menewaskan lebih dari 200 orang, dan melukai ribuan orang. Ledakan itu disebabkan oleh kebakaran di gudang tempat penyimpanan amonium nitrat yang sangat mudah terbakar.

Ledakan sonik hari Selasa dipicu beberapa saat sebelum Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah hendak memulai pidatonya. Bulan lalu, ketegangan antara kedua musuh meningkat setelah Israel membunuh komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, di Lebanon dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.

"Penggunaan ledakan sonik merupakan bagian dari tren perang psikologis yang lebih luas yang dilancarkan Israel terhadap penduduk Lebanon," ungkap Lawrence Abu Hamdan, seorang ahli suara dan pendiri Earshot, sebuah lembaga nirlaba yang melakukan analisis audio untuk melacak pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan negara.

Abu Hamdan mengatakan bahwa sejak perang Hizbullah-Israel tahun 2006, yang berlangsung selama 34 hari dan menewaskan 1.100 warga negara Lebanon dan 165 warga Israel, Israel secara rutin melanggar wilayah udara Lebanon dengan jet tempurnya untuk menakut-nakuti warga sipil.

“Sejak gencatan senjata tahun 2006, telah terjadi lebih dari 22.000 pelanggaran udara Israel di Lebanon. Pada tahun 2020 saja, ada lebih dari 2.000 [pelanggaran udara] tanpa tanggapan dari Hizbullah," kata Abu Hamdan kepada Al Jazeera.

3. Israel Ingin Menjadikan Lebanon Seperti Gaza

Abu Hamdan yakin bahwa, sejak Oktober lalu, Israel juga telah menggunakan ledakan sonik sebagai "pengingat akustik bahwa [Israel] dapat mengubah Lebanon menjadi Gaza kapan saja".

Ia mengatakan meningkatnya penggunaan ledakan sonik oleh Israel mencerminkan eskalasi konflik dengan Hizbullah selama beberapa bulan terakhir.

"Ada eskalasi dan kami melihat eskalasi itu dalam suara. Fase berikutnya dari eskalasi itu, tentu saja, adalah penghancuran material," kata Abu Hamdan.

Warga Beirut Rana Farhat, 28 tahun, mengatakan taktik menakut-nakuti Israel menghasilkan efek yang diinginkan. Dia mendengar ledakan sonik pada tanggal 6 Agustus saat makan malam bersama keluarganya di sebuah restoran di sebuah kota di utara Beirut.

Mereka terkejut ketika mendengar suara ledakan, tetapi orang tuanya mencoba meyakinkan dia dan saudara-saudaranya bahwa Beirut tidak sedang diserang. Semua orang segera memeriksa ponsel mereka untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More