Sederet Tanda Tanya soal Iran Tak Kunjung Serang Israel
Jum'at, 09 Agustus 2024 - 12:53 WIB
Arab Saudi mendukung posisi Iran, dengan mengatakan pembunuhan itu merupakan "pelanggaran terang-terangan" terhadap kedaulatan Iran.
Iran telah menyalahkan Israel dan AS atas pembunuhan Haniyeh dan telah bersumpah untuk "membalas dendam" atas darahnya, namun pembalasan itu tak kunjung dilakukan.
Pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka yakin upaya Presiden Joe Biden untuk mencegah perang di Timur Tengah "mungkin membuahkan hasil".
"Dan Iran mungkin mempertimbangkan kembali rencana untuk pembalasan besar-besaran," kata pejabat tersebut, yang dikutip Washington Post.
"Respons Iran menjadi rumit karena kebingungan atas keadaan kematian Haniyeh. Teheran awalnya mengeklaim bahwa dia terbunuh oleh rudal Israel, yang menuntut respons Iran yang serupa. Namun, para pejabat mengatakan bahwa Teheran telah menyimpulkan secara pribadi bahwa dia malah terbunuh oleh bom tersembunyi, yang mungkin memicu respons yang berbeda," lanjut laporan Washington Post.
Teheran mungkin juga akan dicegah oleh unjuk kekuatan AS minggu ini, dan komunikasi rahasia Gedung Putih disampaikan melalui kedutaan Swiss di Teheran dan misi Iran di PBB, imbuh laporan tersebut.
"Iran memahami dengan jelas bahwa AS tidak goyah dalam membela kepentingan kami, mitra kami, dan rakyat kami. Kami telah memindahkan sejumlah besar aset militer ke kawasan itu untuk menggarisbawahi prinsip itu," kata seorang pejabat senior pemerintah Biden kepada David Ignatius dariWashington Post.
Dalam perkembangan lain, raksasa maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan menghindari penggunaan wilayah udara Iran dan Irak hingga 13 Agustus, memperpanjang keputusan sebelumnya karena ketegangan yang tinggi di Timur Tengah.
Selain itu, Lufthansa telah memperpanjang penangguhan layanannya ke Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman, dan Erbil hingga tanggal yang sama.
Iran telah menyalahkan Israel dan AS atas pembunuhan Haniyeh dan telah bersumpah untuk "membalas dendam" atas darahnya, namun pembalasan itu tak kunjung dilakukan.
Pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka yakin upaya Presiden Joe Biden untuk mencegah perang di Timur Tengah "mungkin membuahkan hasil".
"Dan Iran mungkin mempertimbangkan kembali rencana untuk pembalasan besar-besaran," kata pejabat tersebut, yang dikutip Washington Post.
"Respons Iran menjadi rumit karena kebingungan atas keadaan kematian Haniyeh. Teheran awalnya mengeklaim bahwa dia terbunuh oleh rudal Israel, yang menuntut respons Iran yang serupa. Namun, para pejabat mengatakan bahwa Teheran telah menyimpulkan secara pribadi bahwa dia malah terbunuh oleh bom tersembunyi, yang mungkin memicu respons yang berbeda," lanjut laporan Washington Post.
Teheran mungkin juga akan dicegah oleh unjuk kekuatan AS minggu ini, dan komunikasi rahasia Gedung Putih disampaikan melalui kedutaan Swiss di Teheran dan misi Iran di PBB, imbuh laporan tersebut.
"Iran memahami dengan jelas bahwa AS tidak goyah dalam membela kepentingan kami, mitra kami, dan rakyat kami. Kami telah memindahkan sejumlah besar aset militer ke kawasan itu untuk menggarisbawahi prinsip itu," kata seorang pejabat senior pemerintah Biden kepada David Ignatius dariWashington Post.
Dalam perkembangan lain, raksasa maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan menghindari penggunaan wilayah udara Iran dan Irak hingga 13 Agustus, memperpanjang keputusan sebelumnya karena ketegangan yang tinggi di Timur Tengah.
Selain itu, Lufthansa telah memperpanjang penangguhan layanannya ke Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman, dan Erbil hingga tanggal yang sama.
Lihat Juga :
tulis komentar anda