Khaled Mashal, Calon Pemimpin Hamas yang Pernah Selamat dari Misi Pembunuhan Mossad Israel
Senin, 05 Agustus 2024 - 17:15 WIB
Satu peristiwa paling membekas dalam dirinya adalah ketika selamat dari upaya pembunuhan Mossad di Yordania pada 1997.
Mengutip Washington Post, Senin (5/8/2024), insiden itu terjadi tak lama setelah Mashal ditunjuk menjadi kepala biro politik Hamas. Pelakunya sendiri adalah Mossad, badan intelijen luar negeri Israel.
Suatu hari, Mashal tengah berada di sebuah jalan di Amman, Yordania. Tiba-tiba, salah satu bagian telinganya disemprot dengan cairan beracun.
Untungnya, Mashal masih berhasil bertahan hidup. Setelah itu, Raja Hussein dari Yordania menangkap agen Mossad yang bertanggung jawab.
Dia pun mengancam akan membatalkan perjanjian damai yang baru dibuat dengan Israel apabila Mossad tidak memberikan penawar racun yang dipakai kepada Mashal.
Setelah mencapai kesepakatan, para agen itu dibebaskan dengan imbalan permintaan maaf atas pembunuhan yang gagal dan pembebasan 20 tahanan Palestina.
Meski agen Mossad itu dibebaskan, kegagalan misi pembunuhan Mashal menjadi aib tersendiri bagi Israel. Padahal, sebelumnya Mossad dikenal sebagai intelijen terlatih yang hampir semua misinya berjalan sukses.
Selamat dari upaya pembunuhan, Mashal tetap menjadi kepala biro politik Hamas hingga 2017. Setelah posisinya digantikan Ismail Haniyeh, keberadaannya tidak diketahui secara pasti dan hanya disebutkan berada di ‘pengasingan’.
Terbaru, menyusul insiden terbunuhnya Haniyeh di Iran, nama Mashal muncul sebagai kandidat penggantinya.
Berbekal pengalaman dan potensi yang dimiliki, dia akan jadi penantang kuat nama-nama lain seperti Yahya Sinwar hingga Deif.
Mengutip Washington Post, Senin (5/8/2024), insiden itu terjadi tak lama setelah Mashal ditunjuk menjadi kepala biro politik Hamas. Pelakunya sendiri adalah Mossad, badan intelijen luar negeri Israel.
Suatu hari, Mashal tengah berada di sebuah jalan di Amman, Yordania. Tiba-tiba, salah satu bagian telinganya disemprot dengan cairan beracun.
Untungnya, Mashal masih berhasil bertahan hidup. Setelah itu, Raja Hussein dari Yordania menangkap agen Mossad yang bertanggung jawab.
Dia pun mengancam akan membatalkan perjanjian damai yang baru dibuat dengan Israel apabila Mossad tidak memberikan penawar racun yang dipakai kepada Mashal.
Setelah mencapai kesepakatan, para agen itu dibebaskan dengan imbalan permintaan maaf atas pembunuhan yang gagal dan pembebasan 20 tahanan Palestina.
Meski agen Mossad itu dibebaskan, kegagalan misi pembunuhan Mashal menjadi aib tersendiri bagi Israel. Padahal, sebelumnya Mossad dikenal sebagai intelijen terlatih yang hampir semua misinya berjalan sukses.
Selamat dari upaya pembunuhan, Mashal tetap menjadi kepala biro politik Hamas hingga 2017. Setelah posisinya digantikan Ismail Haniyeh, keberadaannya tidak diketahui secara pasti dan hanya disebutkan berada di ‘pengasingan’.
Terbaru, menyusul insiden terbunuhnya Haniyeh di Iran, nama Mashal muncul sebagai kandidat penggantinya.
Berbekal pengalaman dan potensi yang dimiliki, dia akan jadi penantang kuat nama-nama lain seperti Yahya Sinwar hingga Deif.
tulis komentar anda