Serangan Majdal Shams Jadi Bukti Kegagalan Israel Mengalahkan Hizbullah

Minggu, 28 Juli 2024 - 22:30 WIB
Iran berusaha untuk "menyatukan" berbagai front melawan Israel. Iran pada dasarnya telah menggunakan kebijakan Israel untuk melawan Israel. Iran dapat membaca media Israel dan mengetahui bahwa media terus-menerus berbicara tentang menghindari perang besar, seperti perang melawan Hizbullah.

"Oleh karena itu, Iran telah memutuskan untuk mendorong perang ke Israel utara. Iran tahu bahwa Israel melancarkan apa yang disebut sebagai “kampanye antar perang” di Suriah untuk mencegah Iran semakin kuat," papar Frantzman.

Namun, Iran sekarang mengobarkan perang antara perang di dalam Israel. Iran telah memaksa Israel untuk mengevakuasi wilayah utara. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam sejarah Israel, Israel tidak pernah menarik komunitas dari utara dan selatan untuk waktu yang lama. Iran sekarang percaya propagandanya sendiri tentang Israel sebagai negara sementara.

Media pro-Iran seperti Al-Mayadeen, misalnya, berbicara tentang semua orang Israel sebagai "pemukim." Sekarang Iran dan proksinya seperti Hizbullah percaya bahwa semua pembicaraan seperti propaganda mereka tentang hal ini telah menjadi kenyataan. Orang Israel meninggalkan rumah mereka di utara. Hizbullah menyebut perang melawan Israel ini sejak 8 Oktober, ketika mereka memilih untuk mendukung serangan Hamas yang terjadi sehari sebelumnya, sebagai perang "jalan menuju Yerusalem". Mereka yakin bahwa mereka sedang menuju Yerusalem.

Pembantaian di Majdal Shams merupakan hasil dari kebijakan membiarkan Hizbullah menyerang wilayah utara Israel karena hal itu pasti akan terjadi setelah 6.000 pesawat tanpa awak, roket, dan rudal ditembakkan, yang pada akhirnya salah satunya akan mengenai sejumlah besar warga sipil.

"Ketika seseorang membiarkan musuh meluncurkan 6.000 roket, pasti akan terjadi bahwa salah satunya pada akhirnya akan membunuh sejumlah besar warga sipil. Pertahanan udara tidak pernah seratus persen efektif. Masalah di Israel adalah bahwa pertahanan udara dan pengelolaan konflik, menyebabkan situasi di mana kedua solusi jangka pendek untuk berbagai tantangan ini menjadi sebuah strategi. Ini bukanlah strategi jangka panjang yang baik," ungkap Frantzman.
(ahm)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More