Politik Berubah dan Pajak Tinggi, Kaum Tajir Prancis Bisa Pindah Massal
Sabtu, 13 Juli 2024 - 11:01 WIB
Menurut Julien Magitteri, penasihat kekayaan pribadi di Barnes Family Office by Come, beberapa orang mulai memindahkan modal keluar dari Prancis bahkan sebelum putaran kedua pemungutan suara.
Sebagian besar memindahkan modal ke negara-negara seperti Swiss dan Luksemburg. Sebagian besar manajer kekayaan mengatakan tempat-tempat seperti Italia, Dubai, Singapura, dan Amerika Serikat (AS) juga termasuk di antara tujuan yang dipertimbangkan banyak penghasil kekayaan teratas Prancis.
Prancis adalah rumah bagi beberapa orang terkaya di dunia, termasuk Bernard Arnault, orang terkaya di Eropa dan kepala perusahaan barang mewah LVMH; Francoise Bettencourt Meyers dari perusahaan kecantikan L'Oréal, yang dianggap sebagai wanita terkaya di dunia; dan saudara-saudara Wertheimer, yang mengendalikan rumah mode Chanel di Paris.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan agensi Elabe awal pekan ini, tujuh dari sepuluh orang Prancis tidak puas dengan hasil pemilu dan komposisi Majelis Nasional yang baru, dengan mengatakan negara itu sekarang "tidak dapat diperintah."
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
Sebagian besar memindahkan modal ke negara-negara seperti Swiss dan Luksemburg. Sebagian besar manajer kekayaan mengatakan tempat-tempat seperti Italia, Dubai, Singapura, dan Amerika Serikat (AS) juga termasuk di antara tujuan yang dipertimbangkan banyak penghasil kekayaan teratas Prancis.
Prancis adalah rumah bagi beberapa orang terkaya di dunia, termasuk Bernard Arnault, orang terkaya di Eropa dan kepala perusahaan barang mewah LVMH; Francoise Bettencourt Meyers dari perusahaan kecantikan L'Oréal, yang dianggap sebagai wanita terkaya di dunia; dan saudara-saudara Wertheimer, yang mengendalikan rumah mode Chanel di Paris.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan agensi Elabe awal pekan ini, tujuh dari sepuluh orang Prancis tidak puas dengan hasil pemilu dan komposisi Majelis Nasional yang baru, dengan mengatakan negara itu sekarang "tidak dapat diperintah."
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
(sya)
tulis komentar anda