AS Bakal Kerahkan Rudal Jarak Jauh ke Jerman, Termasuk Tomahawk

Kamis, 11 Juli 2024 - 08:06 WIB
Rudal yang diluncurkan dari darat dengan jangkauan antara 500 km hingga 5.500 km dilarang di wilayah Eropa berdasarkan perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), yang ditandatangani oleh Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev pada tahun 1987.

Bersamaan dengan perjanjian START-I dan START-II, perjanjian INF membantu meredakan ketegangan nuklir di Eropa setelah Barat dan Uni Soviet hampir terlibat perang nuklir selama latihan militer Able Archer NATO pada tahun 1983.

AS menarik diri dari perjanjian INF pada tahun 2019, dan Departemen Luar Negeri AS mengeklaim bahwa beberapa rudal jelajah Rusia telah melanggar perjanjian tersebut.

Moskow membantahnya dan Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Presiden AS saat itu, Donald Trump, bahwa pembatalan perjanjian tersebut akan “memiliki konsekuensi yang paling buruk.”

Rusia terus mematuhi perjanjian tersebut dan memberlakukan moratorium pengembangan rudal yang dilarangnya.

Namun, Putin mengumumkan awal bulan ini bahwa industri pertahanan Rusia akan melanjutkan pengembangan persenjataan tersebut, dengan alasan “tindakan permusuhan” AS.

“Kami sekarang tahu bahwa AS tidak hanya memproduksi sistem rudal ini, namun juga membawanya ke Eropa, Denmark, untuk digunakan dalam latihan. Belum lama ini dikabarkan mereka berada di Filipina,” jelas Putin saat itu.

Pasukan AS dan Denmark berlatih dengan rudal SM-6 pada bulan September lalu, sementara Pentagon mengerahkan Typhon Weapon System—yang dapat menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk—ke Filipina pada bulan April.

Denmark sebelumnya membantah klaim Putin bahwa AS mengerahkan rudal jarak jauh ke negara Eropa tersebut.
(mas)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More