Profil Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Komandan Iran yang Tak Sabar Serang Israel Lagi

Jum'at, 05 Juli 2024 - 14:42 WIB
Setelah Revolusi Islam 1979 dan pecahnya Perang Iran-Irak, Hajizadeh bergabung dengan IRGC. Waktu itu, dia menjadi sniper dan berafiliasi dengan divisi artileri.

Berkat kemampuannya, Hajizadeh ditunjuk menjadi kepala divisi artileri IRGC dan wakil komandan rudal darat selama perang. Sepanjang itu, dia bertemu seorang pria yang mengubah jalan hidupnya, yakni Hassan Tehrani Moghaddam.

Sekadar diketahui, Moghaddam adalah komandan program rudal IRGC pada 1983 dan pelopor pengembangan rudal Shahab. Dia pun menjadikan Hajizadeh sebagai anak didiknya.

Pada September 1985, IRGC-AF didirikan sebagai Angkatan Udara IRGC. Sekitar 1986, Hajizadeh ditugaskan ke Korea Utara untuk memperoleh informasi seputar teknologi rudal.

Bersamaan dengan pengangkatan Khamenei sebagai pemimpin tertinggi, Angkatan Udara IRGC mengembangkan divisi militer dan pangkalan rudal di sekitar Iran.

Selama periode tersebut, Hajizadeh dilaporkan menandatangani kontrak yang melibatkan pembangunan fasilitas nuklir bawah tanah rahasia di Parchin.

Seiring waktu, peran Hajizadeh semakin besar. Pada pertengahan tahun 2000-an, Hajizadeh diangkat menjadi komandan Pertahanan Udara IRGC.

Pada 2009, pemimpin tertinggi mereorganisasi Angkatan Udara IRGC. Momen ini menandai kemunculan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC-AF).

Setelah mengambil alih pimpinan IRGC-AF, karier Hajizadeh cukup konsisten sebagaimana para pendahulunya. Namun, beberapa insiden terjadi setelah dirinya bertugas.

Misal, pada November 2011, terjadi sebuah ledakan di pangkalan militer dekat Bidganeh yang menewaskan Hassan Tehrani Moghaddam. Insiden semacam itu diduga sebagai upaya sabotase dari Israel.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More