Pemukim Israel Kirim Balon Propaganda untuk Usir Warga Lebanon Selatan

Sabtu, 29 Juni 2024 - 16:15 WIB
"Napalm adalah alat yang paling efektif untuk menghadapi dan mengungkap apa yang direncanakan Hizbullah di wilayah hutan," ujar salah satu pembicara menanggapi saran tersebut.

"Ketika benteng-benteng ini terbakar, akan ada pertunjukan kembang api yang spektakuler dari bahan peledak," papar dia.

Meskipun konferensi tersebut awalnya merupakan panggilan Zoom, penyelenggara kemudian memutuskan beralih ke Youtube dan menyiarkan langsung sisa acara, yang ditonton hampir tiga ribu kali.

Perpecahan dalam Masyarakat Israel



Di X, orang-orang Israel terpecah atas konferensi dan pesan-pesan tersebut, dengan mengatakan hal itu "merusak penentuan nasib sendiri orang Yahudi di Israel".

"Nama gerakan ini berasal dari Alkitab: Bangunlah, O Angin Utara! (עורי צפון) yang diambil dari puisi cinta kuno yang indah (Solomon's Kidung Agung 4:16) yang diubah menjadi slogan propaganda perang genosida yang tercela," ujar pengguna X lainnya.

"Tolong, adakah yang bisa menghentikan orang-orang gila ini? Mereka membunuh kita semua!" papar dia.

Penanganan perang oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza telah memperlebar keretakan dalam masyarakat Israel.

Ada protes rutin yang menyerukan pencopotan pemerintah Israel, sementara sentimen pinggiran juga semakin populer selama perang, yang telah menewaskan hampir 38.000 warga Palestina.

Seruan untuk permukiman kembali warga Israel di Jalur Gaza juga meningkat, dengan banyak yang menyerukan pengembalian Gush Katif, bekas permukiman Israel di Gaza yang dibersihkan pada tahun 2005 oleh mantan Perdana Menteri Ariel Sharon.

Gerakan baru ini pertama kali berunjuk rasa pada bulan April dengan jumlah anggota sekitar sepuluh orang menurut laporan surat kabar Israel, Haaretz.

Namun, tampaknya jumlah anggotanya terus bertambah, dengan konferensi virtual yang dihadiri sekitar 300 orang.

Permusuhan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon telah berlangsung sejak dimulainya serangan militer Israel di Gaza pada Oktober 2023, dengan puluhan ribu orang dievakuasi di kedua sisi perbatasan.

Sekitar 450 orang tewas di Lebanon akibat serangan Israel.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More