Deretan 4 Musuh Hizbullah, Kelompok Milisi Buatan Iran di Lebanon
Kamis, 27 Juni 2024 - 15:13 WIB
Invasi itu sukses menyebabkan PLO keluar dari Lebanon, namun negara tersebut justru kedatangan kelompok baru bernama Hizbullah, dengan dukungan dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Konflik keduanya memanas pada tahun 1993, ketika Hizbullah sukses membunuh lima tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang membuat Israel melancarkan operasi militer ke Lebanon.
Sejak saat itu, hubungan antara Israel dengan Hizbullah maupun Lebanon semakin memburuk dengan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di kedua belah pihak, meskipun pihak Lebanon lebih sering mengalami kerugian.
Sebagai pihak yang menyuplai persenjataan, Iran mengeksploitasi kekacauan Perang Saudara Lebanon dan invasi Israel tahun 1982 untuk mengkatalisis kebangkitan Hizbullah.
Iran menciptakan pemberontakan di dalam Partai Amal—sebuah partai nasionalis Syiah Lebanon yang didirikan oleh Imam Musa al-Sadr—memecah sebuah faksi (dikenal sebagai Amal Islam) yang kemudian menjadi inti Hizbullah.
Ketika Hizbullah pertama kali muncul pada tahun 1982, mereka sepenuhnya menolak legitimasi negara Lebanon dan menganggapnya sebagai musuh. Surat terbuka mereka pada tahun 1985 menyebut republik sekuler sebagai “produk arogansi yang sangat tidak adil sehingga tidak ada reformasi atau modifikasi yang dapat memperbaikinya.”
Oleh karena itu, kelompok tersebut menolak kerja sama apa pun dengan negara Lebanon yang tidak menyebabkan “perubahan mendasar pada akar sistem”, dan menggantinya dengan republik Islam seperti model Iran.
Pilihan musuh dan sekutu Hizbullah ditentukan oleh permusuhan dan kepentingan Iran, bukan Lebanon. Karena itu jugalah mengapa Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat menjadi salah satu musuh dari kelompok milisi yang ada di Lebanon itu.
Konflik keduanya memanas pada tahun 1993, ketika Hizbullah sukses membunuh lima tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang membuat Israel melancarkan operasi militer ke Lebanon.
Sejak saat itu, hubungan antara Israel dengan Hizbullah maupun Lebanon semakin memburuk dengan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di kedua belah pihak, meskipun pihak Lebanon lebih sering mengalami kerugian.
2. Lebanon
Sebagai pihak yang menyuplai persenjataan, Iran mengeksploitasi kekacauan Perang Saudara Lebanon dan invasi Israel tahun 1982 untuk mengkatalisis kebangkitan Hizbullah.
Iran menciptakan pemberontakan di dalam Partai Amal—sebuah partai nasionalis Syiah Lebanon yang didirikan oleh Imam Musa al-Sadr—memecah sebuah faksi (dikenal sebagai Amal Islam) yang kemudian menjadi inti Hizbullah.
Ketika Hizbullah pertama kali muncul pada tahun 1982, mereka sepenuhnya menolak legitimasi negara Lebanon dan menganggapnya sebagai musuh. Surat terbuka mereka pada tahun 1985 menyebut republik sekuler sebagai “produk arogansi yang sangat tidak adil sehingga tidak ada reformasi atau modifikasi yang dapat memperbaikinya.”
Oleh karena itu, kelompok tersebut menolak kerja sama apa pun dengan negara Lebanon yang tidak menyebabkan “perubahan mendasar pada akar sistem”, dan menggantinya dengan republik Islam seperti model Iran.
3. Amerika Serikat
Pilihan musuh dan sekutu Hizbullah ditentukan oleh permusuhan dan kepentingan Iran, bukan Lebanon. Karena itu jugalah mengapa Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat menjadi salah satu musuh dari kelompok milisi yang ada di Lebanon itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda