Hamas Persenjatai Diri Lagi dari Bom Israel yang Belum Meledak di Gaza
Rabu, 26 Juni 2024 - 00:01 WIB
JALUR GAZA - Kelompok Palestina, Hamas, mempersenjatai diri dari amunisi yang belum meledak yang digunakan tentara Israel di Jalur Gaza.
Kabar itu diungkap media Israel pada Senin (24/6/2024), menurut laporan Anadolu Agency.
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, militer yakin Hamas membangun kembali bengkel produksi amunisi di Gaza.
Radio tersebut, mengutip para pejabat keamanan, mengatakan tidak ada kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak di Gaza.
Mereka mengklaim bahan-bahan tersebut tersedia dalam jumlah besar di wilayah tersebut dari sisa-sisa bom dan rudal Israel yang belum meledak.
Pejabat militer Israel memperkirakan sekitar 5% dari sekitar 50.000 bom yang dilemparkan ke Gaza belum meledak, yang berarti 2.000 hingga 3.000 bom masih belum meledak dan Hamas dapat menggunakan bom tersebut sebagai bahan mentah.
Tentara juga memperkirakan, jika terjadi gencatan senjata jangka panjang di Gaza, Hamas akan mampu menghidupkan kembali produksi amunisinya.
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi Amerika Serikat, Qatar dan Mesir, sejauh ini, gagal menyepakati gencatan senjata permanen yang memungkinkan pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Israel telah membunuh lebih dari 37.600 warga Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Tak hanya itu, hampir 86.100 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah.
Rafah menjadi tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari genosida Israel.
Kabar itu diungkap media Israel pada Senin (24/6/2024), menurut laporan Anadolu Agency.
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, militer yakin Hamas membangun kembali bengkel produksi amunisi di Gaza.
Radio tersebut, mengutip para pejabat keamanan, mengatakan tidak ada kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak di Gaza.
Mereka mengklaim bahan-bahan tersebut tersedia dalam jumlah besar di wilayah tersebut dari sisa-sisa bom dan rudal Israel yang belum meledak.
Pejabat militer Israel memperkirakan sekitar 5% dari sekitar 50.000 bom yang dilemparkan ke Gaza belum meledak, yang berarti 2.000 hingga 3.000 bom masih belum meledak dan Hamas dapat menggunakan bom tersebut sebagai bahan mentah.
Tentara juga memperkirakan, jika terjadi gencatan senjata jangka panjang di Gaza, Hamas akan mampu menghidupkan kembali produksi amunisinya.
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi Amerika Serikat, Qatar dan Mesir, sejauh ini, gagal menyepakati gencatan senjata permanen yang memungkinkan pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Baca Juga
Israel telah membunuh lebih dari 37.600 warga Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Tak hanya itu, hampir 86.100 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah.
Rafah menjadi tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari genosida Israel.
(sya)
tulis komentar anda