Mata-mata AS Dipenjara di Rusia Desak Balas Jebloskan Intel Kremlin di Teluk Guantanamo

Senin, 24 Juni 2024 - 12:32 WIB
Paul Whelan, mantan anggota Korps Marinir AS yang dipenjara di Rusia atas tuduhan spionase, mendesak pemerintah AS membalas dengan memenjarakan mata-mata Rusia ke penjara Teluk Guantanamo. Foto/REUTERS/Maxim Shemetov
MOSKOW - Paul Whelan, warga Amerika Serikat (AS) yang ditangkap dan dipenjara di Rusia atas tuduhan spionase hampir enam tahun lalu, mendesak pemerintah Presiden Joe Biden mengambil tindakan tegas untuk membebaskannya.

Menurutnya, pemerintah Amerika perlu mengambil langkah apa pun untuk menjamin pembebasannya—seperti memenjarakan warga negara Rusia di Teluk Guantanamo.

Dalam sebuah wawancara telepon dengan CNN, Whelan mengatakan pemerintah Biden belum bekerja cukup agresif untuk membebaskan dirinya dan koresponden Wall Street Journal (WSJ) Evan Gershkovich, yang telah diadili atas tuduhan serupa.





Whelan dihukum karena spionase dan dijatuhi hukuman 16 tahun penjara pada tahun 2020.

“Harus ada tindakan tegas yang diambil,” kata Whelan.

"AS perlu keluar dan melakukan sesuatu—memenuhi Teluk Guantanamo dengan pejabat Rusia, menangkap mata-mata Rusia. Lakukan sesuatu yang membuat Kremlin sadar dan memperhatikan dan berkata, 'Oke, ya, baiklah, sekarang saatnya kita akan membuat Evan dan Paul pulang, lalu kami menginginkan kembali apa yang Anda miliki dari kami, dan kami akan mengakhirinya'," papar Whelan.

Whelan, mantan sersan Korps Marinir AS, bekerja sebagai eksekutif keamanan di sebuah pabrik yang berbasis di Michigan pada saat penangkapannya. Dia ditahan setelah menerima flash drive yang berisi dokumen rahasia dari petugas yang menyamar di Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).

Departemen Luar Negeri AS mengeklaim bahwa dia ditangkap secara tidak sah, dan Whelan berargumen bahwa dia dijebak oleh FSB.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More