Krisis Politik Semakin Dalam, Rezim Belarusia Pidanakan Oposisi
Jum'at, 21 Agustus 2020 - 01:08 WIB
Di luar Teater Nasional Janka Kupala, yang telah menjadi fokus demonstrasi sejak direkturnya dipecat karena mendukung aksi protes dan seluruh rombongan aktor mengundurkan diri, sekelompok penyanyi folk bergabung dengan kerumunan kecil dalam nyanyian.
“Sekarang, tidak ada yang bisa tinggal diam, duduk di rumah, mengamati kekacauan dan menyaksikan bagaimana orang-orang kami dibunuh,” kata musisi Sergei Dolgushayev.
Demonstrasi yang lebih besar diperkirakan akan terjadi lagi selama akhir pekan.
Tsikhanouskaya, seorang politikus pemula berusia 37 tahun, muncul menjadi kandidat oposisi sebagai konsensus setelah tokoh-tokoh terkenal dilarang maju, termasuk suaminya yang seorang aktivis dan telah dipenjara sejak Mei lalu.
Sejak pemungutan suara, ia telah melarikan diri ke negara tetangga Lithuania, mengeluarkan video yang menyerukan para pendukungnya untuk bangkit dengan damai. Perdana Menteri Lituania Saulius Skvernelis menemuinya di kantornya di Vilnius pada hari Kamis.
"Dia (Skvernelis) meyakinkannya bahwa pemerintah, bersama dengan mitranya di Polandia, Latvia, dan Estonia, sedang melakukan dan akan melakukan segalanya agar ada pemilihan umum yang bebas dan adil di Belarusia, dan agar anak-anaknya dapat secepat mungkin memeluk ayah mereka di kebebasan,” tulisnya di Facebook.
Hal itu mengundang kecaman dari Kremlin, yang mengatakan Moskow akan memandang setiap kontak antara pejabat asing dan oposisi Belarusia sebagai campur tangan dalam urusan Belarusia.(Baca: Putin kepada Merkel dan Macron: Ikut Campur Urusan Belarusia Tak Bisa Diterima )
Krisis di Belarusia, tetangga paling setia Rusia, adalah ujian bagi Kremlin, yang harus memutuskan apakah akan mencoba mengelola peralihan kekuasaan atau tetap bersama Lukashenko, mantan bos dari sebuah pertanian kolektif di era Soviet.
Ini juga menjadi tantangan bagi para pemimpin Barat, yang waspada terhadap kekerasan enam tahun setelah pemberontakan populer di negara tetangga Ukraina menarik intervensi militer Rusia dan memicu konflik paling mematikan yang sedang berlangsung di Eropa.
Uni Eropa telah menolak terpilihnya kembali Lukashenko dan ketua KTT Uni Eropa Charles Michel berbicara dengan Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis. Ia adalah pemimpin Barat terakhir yang melakukan pembicaraan dengan Putin. Kremlin mengatakan Putin telah memberi tahu Michel bahwa tekanan pada Lukashenko akan menjadi kontraproduktif.(Baca: UE Tegaskan Tidak Akui Hasil Pemilihan Umum Belarusia )
“Sekarang, tidak ada yang bisa tinggal diam, duduk di rumah, mengamati kekacauan dan menyaksikan bagaimana orang-orang kami dibunuh,” kata musisi Sergei Dolgushayev.
Demonstrasi yang lebih besar diperkirakan akan terjadi lagi selama akhir pekan.
Tsikhanouskaya, seorang politikus pemula berusia 37 tahun, muncul menjadi kandidat oposisi sebagai konsensus setelah tokoh-tokoh terkenal dilarang maju, termasuk suaminya yang seorang aktivis dan telah dipenjara sejak Mei lalu.
Sejak pemungutan suara, ia telah melarikan diri ke negara tetangga Lithuania, mengeluarkan video yang menyerukan para pendukungnya untuk bangkit dengan damai. Perdana Menteri Lituania Saulius Skvernelis menemuinya di kantornya di Vilnius pada hari Kamis.
"Dia (Skvernelis) meyakinkannya bahwa pemerintah, bersama dengan mitranya di Polandia, Latvia, dan Estonia, sedang melakukan dan akan melakukan segalanya agar ada pemilihan umum yang bebas dan adil di Belarusia, dan agar anak-anaknya dapat secepat mungkin memeluk ayah mereka di kebebasan,” tulisnya di Facebook.
Hal itu mengundang kecaman dari Kremlin, yang mengatakan Moskow akan memandang setiap kontak antara pejabat asing dan oposisi Belarusia sebagai campur tangan dalam urusan Belarusia.(Baca: Putin kepada Merkel dan Macron: Ikut Campur Urusan Belarusia Tak Bisa Diterima )
Krisis di Belarusia, tetangga paling setia Rusia, adalah ujian bagi Kremlin, yang harus memutuskan apakah akan mencoba mengelola peralihan kekuasaan atau tetap bersama Lukashenko, mantan bos dari sebuah pertanian kolektif di era Soviet.
Ini juga menjadi tantangan bagi para pemimpin Barat, yang waspada terhadap kekerasan enam tahun setelah pemberontakan populer di negara tetangga Ukraina menarik intervensi militer Rusia dan memicu konflik paling mematikan yang sedang berlangsung di Eropa.
Uni Eropa telah menolak terpilihnya kembali Lukashenko dan ketua KTT Uni Eropa Charles Michel berbicara dengan Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis. Ia adalah pemimpin Barat terakhir yang melakukan pembicaraan dengan Putin. Kremlin mengatakan Putin telah memberi tahu Michel bahwa tekanan pada Lukashenko akan menjadi kontraproduktif.(Baca: UE Tegaskan Tidak Akui Hasil Pemilihan Umum Belarusia )
tulis komentar anda