Terungkap, Bos ISIS al-Baghdadi Jadi Ekstrem karena Penyiksaan Seks oleh AS
Selasa, 11 Juni 2024 - 11:46 WIB
Sekarang, hampir lima tahun setelah kematian al-Baghdadi dan kekalahan militer dan teritorial ISIS, Umm Hudaifa ditahan di penjara Irak di ibu kota, Baghdad, sambil diselidiki atas dugaan keterlibatan dalam kejahatan seperti perbudakan seksual terhadap perempuan dan gadis-gadis yang diculik oleh kelompok ekstremis tersebut.
Seorang pria bernama Hamid Yazidi, dan putrinya; Soad—yang dilaporkan menjadi korban perdagangan manusia oleh ISIS sebanyak tujuh kali—telah mengajukan kasus perdata terhadap Umm Hudaifa dan menuntut hukuman mati, dengan bersikeras bahwa janda al-Baghdadi terlibat secara langsung dan intim dalam kejahatan ISIS.
“Dia bertanggung jawab atas segalanya," kata Soad yang dikutip dari BBC News, Selasa (11/6/2024).
“Dia yang memilih—yang ini untuk melayaninya, yang itu untuk melayani suaminya...dan saudara perempuan saya adalah salah satu dari gadis-gadis itu.”
Menyangkal tuduhan itu, janda tersebut bersikeras bahwa dia bahkan berusaha melarikan diri dari wilayah ISIS namun dihentikan dan dikirim kembali oleh milisi bersenjata di pos pemeriksaan.
Dia menyebut kekejaman yang dilakukan oleh ISIS selama mereka mengamuk dan menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak sebagai “kejutan besar” dan “tidak manusiawi”, dan mengatakan bahwa kelompok tersebut “melewati batas kemanusiaan” dan dia “merasa malu” atas kebrutalan kelompok tersebut terhadap komunitas Yazidi.
Ummu Hudaifa juga mengaku telah mengonfrontasi al-Baghdadi tentang pembunuhan “orang-orang yang tidak bersalah” dan mengatakan kepadanya bahwa ada hal-hal lain berdasarkan hukum Islam “yang bisa dilakukan, seperti membimbing mereka menuju pertobatan”.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Seorang pria bernama Hamid Yazidi, dan putrinya; Soad—yang dilaporkan menjadi korban perdagangan manusia oleh ISIS sebanyak tujuh kali—telah mengajukan kasus perdata terhadap Umm Hudaifa dan menuntut hukuman mati, dengan bersikeras bahwa janda al-Baghdadi terlibat secara langsung dan intim dalam kejahatan ISIS.
“Dia bertanggung jawab atas segalanya," kata Soad yang dikutip dari BBC News, Selasa (11/6/2024).
“Dia yang memilih—yang ini untuk melayaninya, yang itu untuk melayani suaminya...dan saudara perempuan saya adalah salah satu dari gadis-gadis itu.”
Menyangkal tuduhan itu, janda tersebut bersikeras bahwa dia bahkan berusaha melarikan diri dari wilayah ISIS namun dihentikan dan dikirim kembali oleh milisi bersenjata di pos pemeriksaan.
Dia menyebut kekejaman yang dilakukan oleh ISIS selama mereka mengamuk dan menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak sebagai “kejutan besar” dan “tidak manusiawi”, dan mengatakan bahwa kelompok tersebut “melewati batas kemanusiaan” dan dia “merasa malu” atas kebrutalan kelompok tersebut terhadap komunitas Yazidi.
Ummu Hudaifa juga mengaku telah mengonfrontasi al-Baghdadi tentang pembunuhan “orang-orang yang tidak bersalah” dan mengatakan kepadanya bahwa ada hal-hal lain berdasarkan hukum Islam “yang bisa dilakukan, seperti membimbing mereka menuju pertobatan”.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(mas)
tulis komentar anda