AS Setujui Penjualan Suku Cadang dan Peralatan F-16 Senilai Rp4,9 Triliun ke Taiwan
Kamis, 06 Juni 2024 - 19:45 WIB
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan suku cadang dan peralatan tambahan untuk jet tempur F-16 senilai USD300 juta (Rp4,9 triliun) ke Taiwan.
Kabar itu diungkap dalam pernyataan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA).
Inisiatif ini diharapkan membantu Taiwan memodernisasi angkatan bersenjatanya dan berkontribusi pada apa yang disebut “keseimbangan kekuatan” di wilayah tersebut, menurut pernyataan itu.
“Departemen Luar Negeri telah mengambil keputusan menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing ke Kantor Perwakilan Ekonomi dan Kebudayaan Taipei di Amerika Serikat (TECRO) atas Suku Cadang dan Perbaikan Standar F-16 serta peralatan terkait dengan perkiraan biaya USD220 juta. Departemen Luar Negeri telah mengambil keputusan menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing kepada (TECRO) Suku Cadang dan Perbaikan Non-Standar F-16 serta peralatan terkait dengan perkiraan biaya USD80 juta,” papar pernyataan DSCA yang dirilis Rabu (5/6/2024).
Peralatan itu dimaksudkan untuk dijual dalam dua bagian, menurut badan pertahanan itu.
Lembaga itu menambahkan Taipei juga meminta dukungan dari teknik, logistik, dan layanan teknis AS.
“Peralatan ini akan ditransfer dari persediaan Angkatan Udara AS. Tidak akan ada dampak buruk terhadap kesiapan pertahanan AS akibat usulan penjualan ini,” papar DSCA.
Menurut Kementerian Luar Negeri China, Washington telah memasok senjata dan amunisi senilai USD70 miliar kepada Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Taiwan telah diperintah secara independen dari daratan China sejak tahun 1949. Beijing memandang pulau itu sebagai provinsinya, sementara Taiwan, wilayah dengan pemerintahan terpilihnya sendiri, menyatakan Taiwan adalah negara otonom.
Beijing menentang kontak resmi negara asing dengan Taipei dan menganggap kedaulatan China atas pulau itu tidak dapat disangkal.
Kabar itu diungkap dalam pernyataan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA).
Inisiatif ini diharapkan membantu Taiwan memodernisasi angkatan bersenjatanya dan berkontribusi pada apa yang disebut “keseimbangan kekuatan” di wilayah tersebut, menurut pernyataan itu.
“Departemen Luar Negeri telah mengambil keputusan menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing ke Kantor Perwakilan Ekonomi dan Kebudayaan Taipei di Amerika Serikat (TECRO) atas Suku Cadang dan Perbaikan Standar F-16 serta peralatan terkait dengan perkiraan biaya USD220 juta. Departemen Luar Negeri telah mengambil keputusan menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing kepada (TECRO) Suku Cadang dan Perbaikan Non-Standar F-16 serta peralatan terkait dengan perkiraan biaya USD80 juta,” papar pernyataan DSCA yang dirilis Rabu (5/6/2024).
Peralatan itu dimaksudkan untuk dijual dalam dua bagian, menurut badan pertahanan itu.
Lembaga itu menambahkan Taipei juga meminta dukungan dari teknik, logistik, dan layanan teknis AS.
“Peralatan ini akan ditransfer dari persediaan Angkatan Udara AS. Tidak akan ada dampak buruk terhadap kesiapan pertahanan AS akibat usulan penjualan ini,” papar DSCA.
Menurut Kementerian Luar Negeri China, Washington telah memasok senjata dan amunisi senilai USD70 miliar kepada Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Taiwan telah diperintah secara independen dari daratan China sejak tahun 1949. Beijing memandang pulau itu sebagai provinsinya, sementara Taiwan, wilayah dengan pemerintahan terpilihnya sendiri, menyatakan Taiwan adalah negara otonom.
Beijing menentang kontak resmi negara asing dengan Taipei dan menganggap kedaulatan China atas pulau itu tidak dapat disangkal.
(sya)
tulis komentar anda