5 Dampak Perang Hizbullah dan Israel bagi Lebanon, Salah Satunya Konflik Sektarian Antar Kelompok
loading...
A
A
A
BEIRUT - Upaya Hizbullah untuk membendung – bukannya mengakhiri – konflik tingkat rendah dengan Israel menuai pujian dan kecaman dari seluruh Lebanon.
Perpecahan ini terjadi sejak perang saudara tahun 1975-1990, yang memecah faksi-faksi politik lintas kelas dan sektarian untuk mendukung atau menentang perjuangan bersenjata Palestina melawan Israel yang dilakukan dari Lebanon.
Foto/AP
Kini, ketika Israel mengancam akan melakukan perang habis-habisan melawan Hizbullah yang didukung Iran, ketegangan sektarian meningkat.
Kritikus dan saingan politik Hizbullah menyalahkan Hizbullah karena melancarkan perang melawan Israel tanpa berkonsultasi dengan faksi lain ketika Lebanon berjuang untuk pulih dari kehancuran ekonomi.
Melansir Al Jazeera, Hizbullah mulai terlibat dengan Israel pada tanggal 8 Oktober, dengan mengatakan bahwa hal itu akan terus berlanjut sampai ada gencatan senjata di Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 37.000 orang dan membuat sebagian besar penduduknya terpaksa mengungsi.
Perang Israel di Gaza dimulai setelah serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.139 orang dan 250 orang ditawan.
Foto/AP
Tanpa adanya kemenangan atau prestasi yang bisa diraih sembilan bulan kemudian, Israel mungkin berada dalam situasi sulit di Gaza, namun mereka belum merespons secara proporsional terhadap serangan Hizbullah dan mengancam terjadinya perang lagi di sana.
“Tidak ada seorang pun yang menginginkan perang saat ini, namun Israel-lah yang mengobarkan konflik,” kata Qassem Kassir, seorang analis politik Lebanon yang diyakini dekat dengan Hizbullah.
“Jika Israel melancarkan perang [skala penuh], ini akan menjadi perang yang terbuka dan besar.”
Beberapa orang di Lebanon, khususnya dari komunitas Kristen, sangat tidak senang dengan Hizbullah.
Perpecahan ini terjadi sejak perang saudara tahun 1975-1990, yang memecah faksi-faksi politik lintas kelas dan sektarian untuk mendukung atau menentang perjuangan bersenjata Palestina melawan Israel yang dilakukan dari Lebanon.
5 Dampak Perang Hizbullah dan Israel bagi Lebanon, Salah Satunya Konflik Sektarian Antar Kelompok
1. Perang Sipil Bisa Pecah di Lebanon
Foto/AP
Kini, ketika Israel mengancam akan melakukan perang habis-habisan melawan Hizbullah yang didukung Iran, ketegangan sektarian meningkat.
Kritikus dan saingan politik Hizbullah menyalahkan Hizbullah karena melancarkan perang melawan Israel tanpa berkonsultasi dengan faksi lain ketika Lebanon berjuang untuk pulih dari kehancuran ekonomi.
Melansir Al Jazeera, Hizbullah mulai terlibat dengan Israel pada tanggal 8 Oktober, dengan mengatakan bahwa hal itu akan terus berlanjut sampai ada gencatan senjata di Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 37.000 orang dan membuat sebagian besar penduduknya terpaksa mengungsi.
Perang Israel di Gaza dimulai setelah serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.139 orang dan 250 orang ditawan.
2. Lebanon Jadi Pengalihan Konflik Gaza
Foto/AP
Tanpa adanya kemenangan atau prestasi yang bisa diraih sembilan bulan kemudian, Israel mungkin berada dalam situasi sulit di Gaza, namun mereka belum merespons secara proporsional terhadap serangan Hizbullah dan mengancam terjadinya perang lagi di sana.
“Tidak ada seorang pun yang menginginkan perang saat ini, namun Israel-lah yang mengobarkan konflik,” kata Qassem Kassir, seorang analis politik Lebanon yang diyakini dekat dengan Hizbullah.
“Jika Israel melancarkan perang [skala penuh], ini akan menjadi perang yang terbuka dan besar.”
3. Sentimen Anti-Hizbullah Juga Meningkat
Beberapa orang di Lebanon, khususnya dari komunitas Kristen, sangat tidak senang dengan Hizbullah.