Israel Berulang Kali Bentuk Pemerintahan Alternatif di Gaza tanpa Hamas, tapi Selalu Gagal

Senin, 03 Juni 2024 - 18:45 WIB
Setidaknya lima orang termasuk seorang gadis muda tewas pada hari Minggu dalam serangan di sebuah jalan di Zawayda, Gaza tengah, menurut pejabat kesehatan Palestina dan jurnalis AP di rumah sakit Martir al-Aqsa yang menghitung jumlah korban.

Perdamaian Semu di Gaza



Foto/AP

Amerika Serikat terus menekan Israel mengenai proposal gencatan senjata yang digariskan oleh Biden, yang mengatakan pada hari Jumat bahwa sudah waktunya perang berakhir. Banyak dari 2,3 juta penduduk Gaza yang terpaksa mengungsi dan berlindung dengan persediaan yang sedikit, sebagian besar wilayah tersebut telah hancur dan PBB telah memperingatkan akan adanya kelaparan yang “besar-besaran”.

Fase pertama perjanjian ini akan berlangsung selama enam minggu dan mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh,” penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah padat penduduk di Gaza dan pembebasan sejumlah sandera, termasuk wanita, orang lanjut usia, dan orang yang terluka. sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina. Biden mengakui bahwa langkah menuju fase berikutnya dari perjanjian tersebut akan memerlukan lebih banyak negosiasi.

“Ini adalah usulan Israel. Kami mempunyai harapan besar bahwa jika Hamas menyetujui usulan tersebut – seperti yang disampaikan kepada mereka, usulan Israel – maka Israel akan menyetujuinya,” kata Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada ABC.

Juga pada hari Minggu, para pejabat dari Mesir, Israel dan AS mengakhiri pertemuan di Kairo tanpa kesepakatan yang jelas untuk membuka kembali penyeberangan penting Rafah ke Gaza, yang telah ditutup sejak Israel mengambil alih wilayah Palestina pada awal Mei, kata badan saluran televisi Al-Qahera News melaporkan.

Militer Israel terus menekan Rafah, kota paling selatan di Gaza, untuk mencari apa yang digambarkan sebagai benteng terakhir Hamas bahkan ketika para militan berkumpul kembali di tempat lain di wilayah tersebut.

Mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, Al-Qahera News mengatakan Mesir menegaskan bahwa Israel harus menarik pasukannya dari perbatasan sisi Palestina sebelum dapat dibuka kembali. Laporan itu mengatakan Mesir menuduh Israel menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, namun Israel membantahnya.
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More