Pemicu Kerusuhan di Kaledonia Baru, dari Status Kemerdekaan hingga Perebutan Nikel

Kamis, 23 Mei 2024 - 20:20 WIB
Harga nikel di London Metal Exchange naik menjadi USD21,275 per metrik ton pada hari Selasa dari USD18,510 pada tanggal 8 Mei, naik langsung setelah kerusuhan dimulai.

Lonjakan harga terjadi pada saat Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris mengatakan dalam sebuah laporan bahwa mungkin ada kekurangan pasokan bahan-bahan penting di masa depan – termasuk nikel – yang disebabkan oleh pertumbuhan permintaan kendaraan listrik yang “cepat”, penutupan tambang, dan melambatnya investasi.

“Tingginya harga nikel akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap konsumen,” kata Lawrence Loh, profesor strategi dan kebijakan di National University of Singapore Business School. “Kami memperkirakan adanya efek tetesan ke bawah (trickle-down effect) pada kenaikan harga banyak barang konsumen yang akan menyebabkan tekanan inflasi yang lebih luas.”

Tambang dan Kekerasan Sangat Berkaitan



Foto/AP

Meskipun lonjakan tajam harga komoditas mengganggu industri, industri nikel di Kaledonia Baru sudah berada dalam masalah bahkan sebelum krisis politik karena penurunan harga nikel global sebesar 45% pada tahun lalu.

Hal ini memukul perekonomian yang bergantung pada industri nikel. Industri pertambangan di Kaledonia Baru kesulitan bersaing dengan Indonesia, produsen nikel terbesar di dunia, karena pembatasan ekspor selama beberapa dekade dan tingginya biaya energi yang menjadikan nikel di Kaledonia lebih mahal dan kurang menguntungkan untuk diproduksi.

“Industri nikel pasti terkait dengan perdebatan kemerdekaan di Kaledonia Baru,” kata Ferns. “Penurunan harga nikel dalam beberapa tahun terakhir telah memperburuk masalah ekonomi di Kaledonia Baru, yang kemudian dapat dikaitkan dengan beberapa faktor yang menyebabkan kerusuhan baru-baru ini.”
(ahm)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More