Niger Ungkap Alasan Putuskan Hubungan Militer dengan AS, Salah Satunya Kesal Diancam

Rabu, 15 Mei 2024 - 18:34 WIB
Pemerintah baru di bekas jajahan Perancis itu mulai meninjau kembali kesepakatan yang ditandatangani dengan mitra Barat sejak penggulingan Presiden Mohamed Bazoum Juli lalu.

Prancis menarik pasukannya dari Niger pada bulan Desember setelah Niamey memerintahkan mereka keluar karena diduga gagal memerangi pemberontakan jihadis di Sahel. Pihak berwenang juga menuduh bekas penguasa kolonial tersebut berperilaku agresif dan campur tangan urusan internal.

Washington, yang mengutuk kudeta tersebut dan bergabung dengan Paris serta sekutu lainnya dalam menangguhkan bantuan ke Niamey, sebelumnya mengesampingkan pelepasan diri dari Niger, yang sangat penting bagi misi kontraterorismenya di wilayah Sahel.

Zeine mengatakan kepada Washington Post bahwa pihak berwenang di Niamey bingung karena AS bersikeras mempertahankan pasukannya di negara tersebut dan menolak memberikan dukungan tambahan kepada pasukan Niger, termasuk peralatan militer untuk melawan serangan ekstremis.

“Amerika tetap tinggal di wilayah kami, tidak melakukan apa pun sementara teroris membunuh orang dan membakar kota,” kesal Zeine.

“Ini bukan pertanda persahabatan jika kita datang ke tanah kami, tapi membiarkan teroris menyerang kami. Kami telah melihat apa yang akan dilakukan Amerika Serikat untuk membela sekutunya, karena kami telah melihat Ukraina dan Israel,” paparnya.

Negara yang terkurung daratan ini telah meminta bantuan keamanan kepada Moskow, dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengonfirmasi awal bulan ini bahwa pasukan Rusia berbagi pangkalan dengan pasukan Amerika di Niger.

Instruktur militer Rusia dilaporkan berada di Niamey untuk melatih tentara nasional dalam taktik kontraterorisme, karena pasukan Amerika dijadwalkan meninggalkan negara Afrika tersebut dalam beberapa bulan mendatang, seperti yang diminta oleh pemerintah Niger.
(mas)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More