Putin kepada Merkel dan Macron: Ikut Campur Urusan Belarusia Tak Bisa Diterima
Rabu, 19 Agustus 2020 - 02:00 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa setiap upaya kekuatan asing untuk campur tangan dalam krisis politik di Belarusia akan menjadi kontraproduktif.
Dalam dua panggilan telepon terpisah pada hari Selasa, yang diprakarsai oleh Berlin dan Paris, Putin menekankan bahwa memberikan tekanan eksternal pada kepemimpinan di Minsk tidak dapat diterima.
(Baca juga: Turki Berunding dengan Jerman, China, dan Rusia untuk Tes Vaksin )
Rusia dan Belarusia memiliki aliansi militer dan politik formal, melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), Uni Ekonomi Eurasia (EEU), dan perjanjian "negara serikat".
Menurut pihak Jerman, Kanselir Merkel mengatakan kepada Putin bahwa pemerintah Presiden Alexander Lukashenko harus berhenti menggunakan kekerasan terhadap demonstran damai, melakukan dialog dengan oposisi, dan segera membebaskan tahanan politik.
( )
Komentar Merkel muncul di tengah berbagai diskusi di antara anggota Uni Eropa tentang bagaimana menangani situasi di Belarusia. Para menteri Uni Eropa pada Jumat lalu sepakat untuk menyusun daftar target babak baru sanksi. Sedangkan politisi di Polandia dan Lituania serta negara lainnya telah mendorong intervensi ke berbagai tingkatan.
"Para pihak secara menyeluruh membahas situasi di Belarusia setelah pemilihan presiden," bunyi pernyataan Kremlin. " Rusia menunjukkan bahwa upaya asing untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara tidak dapat diterima dan selanjutnya dapat meningkatkan ketegangan," lanjut Kremlin, seperti dikutip Russia Today, Rabu (19/8/2020).
“Harapan disampaikan bahwa situasi akan membaik secepatnya," imbuh Kremlin.
Pada hari yang sama, panggilan kedua dilakukan dengan Presiden Macron, di mana krisis Libya juga dibahas. (Baca juga: Sistem Rudal Jarak Jauh Belarusia Terlihat di Dekat Lithuania )
"Ketika membahas situasi rumit di Belarusia, Vladimir Putin menekankan bahwa campur tangan dalam urusan internal republik (Belarusia) dan menekan kepemimpinan Belarusia tidak dapat diterima," jelas Kremlin. "Kedua belah pihak menyatakan keinginan untuk solusi awal untuk masalah tersebut yang telah muncul."
Belarusia merupakan sekutu terdekat Rusia dan merupakan anggota penuh dari dua aliansi yang didominasi Moskow yang berfungsi sebagai alternatif untuk Uni Eropa dan NATO di Eropa, yakni EEU dan CTSO. Kedua negara juga terikat perjanjian "negara serikat".
Dalam dua panggilan telepon terpisah pada hari Selasa, yang diprakarsai oleh Berlin dan Paris, Putin menekankan bahwa memberikan tekanan eksternal pada kepemimpinan di Minsk tidak dapat diterima.
(Baca juga: Turki Berunding dengan Jerman, China, dan Rusia untuk Tes Vaksin )
Rusia dan Belarusia memiliki aliansi militer dan politik formal, melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), Uni Ekonomi Eurasia (EEU), dan perjanjian "negara serikat".
Menurut pihak Jerman, Kanselir Merkel mengatakan kepada Putin bahwa pemerintah Presiden Alexander Lukashenko harus berhenti menggunakan kekerasan terhadap demonstran damai, melakukan dialog dengan oposisi, dan segera membebaskan tahanan politik.
( )
Komentar Merkel muncul di tengah berbagai diskusi di antara anggota Uni Eropa tentang bagaimana menangani situasi di Belarusia. Para menteri Uni Eropa pada Jumat lalu sepakat untuk menyusun daftar target babak baru sanksi. Sedangkan politisi di Polandia dan Lituania serta negara lainnya telah mendorong intervensi ke berbagai tingkatan.
"Para pihak secara menyeluruh membahas situasi di Belarusia setelah pemilihan presiden," bunyi pernyataan Kremlin. " Rusia menunjukkan bahwa upaya asing untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara tidak dapat diterima dan selanjutnya dapat meningkatkan ketegangan," lanjut Kremlin, seperti dikutip Russia Today, Rabu (19/8/2020).
“Harapan disampaikan bahwa situasi akan membaik secepatnya," imbuh Kremlin.
Pada hari yang sama, panggilan kedua dilakukan dengan Presiden Macron, di mana krisis Libya juga dibahas. (Baca juga: Sistem Rudal Jarak Jauh Belarusia Terlihat di Dekat Lithuania )
"Ketika membahas situasi rumit di Belarusia, Vladimir Putin menekankan bahwa campur tangan dalam urusan internal republik (Belarusia) dan menekan kepemimpinan Belarusia tidak dapat diterima," jelas Kremlin. "Kedua belah pihak menyatakan keinginan untuk solusi awal untuk masalah tersebut yang telah muncul."
Belarusia merupakan sekutu terdekat Rusia dan merupakan anggota penuh dari dua aliansi yang didominasi Moskow yang berfungsi sebagai alternatif untuk Uni Eropa dan NATO di Eropa, yakni EEU dan CTSO. Kedua negara juga terikat perjanjian "negara serikat".
(min)
tulis komentar anda