Diserang Israel, Pasien dan Petugas Medis Tinggalkan Rumah Sakit Utama Rafah

Rabu, 08 Mei 2024 - 06:32 WIB
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, Margaret Harris, memperingatkan penutupan klinik tersebut akan segera membahayakan nyawa sekitar 200 pasien dialisis karena klinik tersebut merupakan satu-satunya di Gaza yang masih beroperasi.

“Jika ditutup, itu berarti semua orang akan meninggal karena gagal ginjal karena itulah yang membuat mereka tetap hidup,” ujar dia.

Layanan medis lainnya di Rafah telah terganggu dan beberapa layanan ditangguhkan.

Penyeberangan Rafah ke Mesir telah direbut dan ditutup Israel, sehingga menghambat evakuasi medis bagi yang sakit dan terluka serta impor obat-obatan, menurut kelompok bantuan medis.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 140 pasien dijadwalkan meninggalkan daerah kantong yang terkepung pada Selasa untuk mendapatkan perawatan.

“Hari ini, nama saya ada di perbatasan, dan saya harus melakukan perjalanan untuk mendapatkan perawatan pada kaki saya,” ujar Lama Abu Holi, seorang gadis berusia delapan tahun di Rumah Sakit Al-Aqsa dengan cedera pada dua anggota badan, mengatakan kepada Reuters.

“Karena perbatasan ditutup hari ini, saya tidak bisa melakukan perjalanan. Saya kesal,” ungkap dia.

Mohammad Abu Skhil, dokter yang bekerja di Rumah Sakit Kuwait di Gaza, mengatakan penghentian transfer pasien akan memenuhi tempat tidur rumah sakit dan semakin membebani sistem medis.
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More