Aktivitas Spionase China Meningkat di Eropa, Banyak Mata-mata Ditangkap
Selasa, 07 Mei 2024 - 09:58 WIB
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, mata-mata China ini, menurut para ahli, menggunakan berbagai metode yang meliputi kecerdasan manusia, skema honey trap, kompromat, intelijen sinyal, dan kooptasi komunitas dan asosiasi diaspora etnis China.
Modus operandi mata-mata China juga berbeda dibandingkan agen intelijen dari Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan lainnya. Agen intelijen China lebih condong merekrut pejabat lokal, politisi, pengusaha, akademisi, jurnalis, aktivis, dan komunitas etnis China untuk mencari informasi, memengaruhi kebijakan, atau melakukan sabotase terhadap aktivitas yang tidak menguntungkan China.
Hal ini terlihat jelas dalam kasus Jerman, karena salah satu dari tiga orang yang ditangkap oleh pihak berwenang pekan lalu atas dugaan bekerja sebagai mata-mata untuk China adalah anggota Alternatif untuk Jerman (AfD), sebuah partai sayap kanan yang ikut serta dalam pemilu untuk Parlemen Eropa yang dijadwalkan berlangsung pada Juni mendatang.
Dia diidentifikasi sebagai Jian G, seorang warga negara Jerman yang, menurut laporan media, bekerja sebagai asisten kandidat AfD untuk pemilihan Parlemen Eropa, Maximilian Krah.
Jaksa Jerman mengatakan bahwa Jian G (43), yang memiliki kewarganegaraan ganda Jerman dan China, menyampaikan informasi tentang Parlemen Eropa kepada intelijen China. Dia diyakini menyampaikan informasi mengenai perundingan dan keputusan yang diambil di Parlemen Eropa pada Januari 2024.
Jian juga diduga memata-matai pemimpin oposisi China di Jerman. Meski rincian aktivitas spionasenya sedang diselidiki, insiden tersebut telah mengguncang Jerman. Berlin khawatir Jian bisa menyampaikan beberapa informasi sensitif kepada petugasnya dari China karena dia bekerja dengan Maximilian Karah sejak 2019, menurut laporan dari BBC.
Tahun lalu, dinas keamanan Jerman; BfV, mengeluarkan peringatan tak biasa, dengan menyatakan: “Dalam beberapa tahun terakhir, kepemimpinan negara dan partai China telah secara signifikan meningkatkan upayanya untuk memperoleh informasi politik berkualitas tinggi dan memengaruhi proses pengambilan keputusan di luar negeri.”
BfV telah memperingatkan secara terbuka tentang risiko mempercayai China sejak tahun 2022, menurut laporan The New York Times.
Peringatan BfV
Modus operandi mata-mata China juga berbeda dibandingkan agen intelijen dari Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan lainnya. Agen intelijen China lebih condong merekrut pejabat lokal, politisi, pengusaha, akademisi, jurnalis, aktivis, dan komunitas etnis China untuk mencari informasi, memengaruhi kebijakan, atau melakukan sabotase terhadap aktivitas yang tidak menguntungkan China.
Hal ini terlihat jelas dalam kasus Jerman, karena salah satu dari tiga orang yang ditangkap oleh pihak berwenang pekan lalu atas dugaan bekerja sebagai mata-mata untuk China adalah anggota Alternatif untuk Jerman (AfD), sebuah partai sayap kanan yang ikut serta dalam pemilu untuk Parlemen Eropa yang dijadwalkan berlangsung pada Juni mendatang.
Baca Juga
Dia diidentifikasi sebagai Jian G, seorang warga negara Jerman yang, menurut laporan media, bekerja sebagai asisten kandidat AfD untuk pemilihan Parlemen Eropa, Maximilian Krah.
Jaksa Jerman mengatakan bahwa Jian G (43), yang memiliki kewarganegaraan ganda Jerman dan China, menyampaikan informasi tentang Parlemen Eropa kepada intelijen China. Dia diyakini menyampaikan informasi mengenai perundingan dan keputusan yang diambil di Parlemen Eropa pada Januari 2024.
Jian juga diduga memata-matai pemimpin oposisi China di Jerman. Meski rincian aktivitas spionasenya sedang diselidiki, insiden tersebut telah mengguncang Jerman. Berlin khawatir Jian bisa menyampaikan beberapa informasi sensitif kepada petugasnya dari China karena dia bekerja dengan Maximilian Karah sejak 2019, menurut laporan dari BBC.
Tahun lalu, dinas keamanan Jerman; BfV, mengeluarkan peringatan tak biasa, dengan menyatakan: “Dalam beberapa tahun terakhir, kepemimpinan negara dan partai China telah secara signifikan meningkatkan upayanya untuk memperoleh informasi politik berkualitas tinggi dan memengaruhi proses pengambilan keputusan di luar negeri.”
BfV telah memperingatkan secara terbuka tentang risiko mempercayai China sejak tahun 2022, menurut laporan The New York Times.
tulis komentar anda