Bela Gaza, Mahasiswa Bangun Tenda di Kampus University College London
Sabtu, 04 Mei 2024 - 12:05 WIB
“Meskipun universitas menutup pintunya, mereka tidak mengizinkan siapa pun untuk hadir dan oleh karena itu, kami di sini menunggu dan menunjukkan dukungan,” ujar dia.
“Kami menuntut kekuasaan dari rakyat. Jadi, ini bukan demokrasi,” ungkap Alshammari, seraya menambahkan, “Mereka (warga Gaza) sekarat setiap hari, mereka kelaparan dan kita perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya.”
Berbicara kepada Anadolu, Anwar, juru bicara UCL Stand for Justice, mengatakan mereka telah meminta universitas memenuhi tiga tuntutan utama.
“Divestasi dari perusahaan mana pun yang terlibat dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza, untuk mengutuk kejahatan perang tersebut, dan agar mereka berjanji membangun kembali universitas-universitas di Gaza, yang semuanya telah hancur,” papar juru bicara kelompok tersebut yang mengorganisir protes.
“Kami bermaksud tetap berada di sini hingga universitas mengakui tuntutan kami,” ungkap Anwar, seraya mengisyaratkan bahwa dunia usaha dan perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel “terlibat dalam genosida.”
Menyinggung peningkatan langkah-langkah keamanan sejak perkemahan dimulai, dia menggarisbawahi hal itu tidak menghentikan pertumbuhan jumlah demonstran.
Dia mengatakan, “Semakin banyak orang datang dan mendukung kami untuk menuntut divestasi universitas kami dari perusahaan-perusahaan ini, yang menghancurkan penduduk sipil di Gaza
Gelombang demonstrasi mahasiswa pro-Palestina secara global dimulai pada 17 April di Universitas Columbia untuk memprotes serangan Israel di Gaza, dan menyebar ke negara-negara Barat lainnya, termasuk Inggris.
“Kami menuntut kekuasaan dari rakyat. Jadi, ini bukan demokrasi,” ungkap Alshammari, seraya menambahkan, “Mereka (warga Gaza) sekarat setiap hari, mereka kelaparan dan kita perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya.”
Berbicara kepada Anadolu, Anwar, juru bicara UCL Stand for Justice, mengatakan mereka telah meminta universitas memenuhi tiga tuntutan utama.
“Divestasi dari perusahaan mana pun yang terlibat dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza, untuk mengutuk kejahatan perang tersebut, dan agar mereka berjanji membangun kembali universitas-universitas di Gaza, yang semuanya telah hancur,” papar juru bicara kelompok tersebut yang mengorganisir protes.
“Kami bermaksud tetap berada di sini hingga universitas mengakui tuntutan kami,” ungkap Anwar, seraya mengisyaratkan bahwa dunia usaha dan perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel “terlibat dalam genosida.”
Menyinggung peningkatan langkah-langkah keamanan sejak perkemahan dimulai, dia menggarisbawahi hal itu tidak menghentikan pertumbuhan jumlah demonstran.
Dia mengatakan, “Semakin banyak orang datang dan mendukung kami untuk menuntut divestasi universitas kami dari perusahaan-perusahaan ini, yang menghancurkan penduduk sipil di Gaza
Gelombang demonstrasi mahasiswa pro-Palestina secara global dimulai pada 17 April di Universitas Columbia untuk memprotes serangan Israel di Gaza, dan menyebar ke negara-negara Barat lainnya, termasuk Inggris.
(sya)
tulis komentar anda