Gempa Bumi Dahsyat Guncang Filipina Tengah
Selasa, 18 Agustus 2020 - 15:13 WIB
MANILA - Sebuah gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah tengah Filipina pada Selasa (18/8/2020). Selain menyebabkan rumah, bangunan bertingkat rendah dan pelabuhan rusak, gempa juga membuat sebuah keluarga terjebak di sebuah rumah yang runtuh. Gempa juga membuat orang-orang berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Menurut Rino Revalo, administrator provinsi Masbate, dan gambar awal gempa jalan dan jembatan terlihat retak di Cataingan, kota pesisir terdekat dengan pusat gempa.
Revalo mengatakan kepada jaringan ABS-CBN bahwa sebuah rumah berlantai tiga runtuh di Cataingan saat tanah berguncang dan menjebak seorang pensiunan polisi dan keluarganya. Tim penyelamat bergegas menyelamatkan mereka.(Baca: Papua Nugini Diguncang Gempa 7,0 SR, Tidak Berpotensi Tsunami )
“Orang harus menghindari segera kembali ke bangunan yang rusak,” katanya.
Seorang warga Cataingan, Isagani Libatan, mengatakan sedang dalam perjalanan menuju rumah bibinya untuk sarapan pagi ketika motornya tiba-tiba bergoyang dari kiri ke kanan saat tanah terangkat.
"Saya pikir itu ban saya, tetapi orang-orang tiba-tiba keluar karena panik dari rumah-rumah yang bergoyang, kemudian kami kehilangan daya listrik," kata Libatan seperti dilansir dari AP.
Libatan sendiri sempat berhenti sebentar saat dia merasakan gempa susulan yang cukup kuat.(Baca: Duterte Mengaku Siap Jadi Relawan Vaksin Covid-19 Buatan Rusia )
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan gempa berkekuatan 6,6 skala Richter itu melanda sekitar 5 kilometer dari Cataingan pada kedalaman sekitar 21 kilometer.
Renato Solidum, ketua lembaga pemerintah, mengatakan tidak ada ancaman tsunami dari gempa yang dipicu oleh pergerakan di Patahan Filipina. Gempa tersebut dirasakan di beberapa provinsi di seluruh wilayah tengah Visayas.
Filipina terletak di wilayah yang dikenal "Cincin Api" Pasifik, sebuah busur patahan di sekitar Samudra Pasifik tempat sebagian besar gempa bumi terjadi. Negara itu juga diserang oleh sekitar 20 topan dan badai setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
Filipina pernah diguncang gempa berkekuatan 7,7 SR, menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada tahun 1990.
Menurut Rino Revalo, administrator provinsi Masbate, dan gambar awal gempa jalan dan jembatan terlihat retak di Cataingan, kota pesisir terdekat dengan pusat gempa.
Revalo mengatakan kepada jaringan ABS-CBN bahwa sebuah rumah berlantai tiga runtuh di Cataingan saat tanah berguncang dan menjebak seorang pensiunan polisi dan keluarganya. Tim penyelamat bergegas menyelamatkan mereka.(Baca: Papua Nugini Diguncang Gempa 7,0 SR, Tidak Berpotensi Tsunami )
“Orang harus menghindari segera kembali ke bangunan yang rusak,” katanya.
Seorang warga Cataingan, Isagani Libatan, mengatakan sedang dalam perjalanan menuju rumah bibinya untuk sarapan pagi ketika motornya tiba-tiba bergoyang dari kiri ke kanan saat tanah terangkat.
"Saya pikir itu ban saya, tetapi orang-orang tiba-tiba keluar karena panik dari rumah-rumah yang bergoyang, kemudian kami kehilangan daya listrik," kata Libatan seperti dilansir dari AP.
Libatan sendiri sempat berhenti sebentar saat dia merasakan gempa susulan yang cukup kuat.(Baca: Duterte Mengaku Siap Jadi Relawan Vaksin Covid-19 Buatan Rusia )
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan gempa berkekuatan 6,6 skala Richter itu melanda sekitar 5 kilometer dari Cataingan pada kedalaman sekitar 21 kilometer.
Renato Solidum, ketua lembaga pemerintah, mengatakan tidak ada ancaman tsunami dari gempa yang dipicu oleh pergerakan di Patahan Filipina. Gempa tersebut dirasakan di beberapa provinsi di seluruh wilayah tengah Visayas.
Filipina terletak di wilayah yang dikenal "Cincin Api" Pasifik, sebuah busur patahan di sekitar Samudra Pasifik tempat sebagian besar gempa bumi terjadi. Negara itu juga diserang oleh sekitar 20 topan dan badai setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
Filipina pernah diguncang gempa berkekuatan 7,7 SR, menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada tahun 1990.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda