5 Fakta Mengejutkan Hubungan Iran - Israel, Pernah Bersahabat di Masa Lalu

Rabu, 24 April 2024 - 18:57 WIB
Padahal terdapat sekitar 30.000 warga Iran di Teheran berkumpul untuk memprotes pendirian Israel. Melihat kondisi ini, Ayotallah Abol-Ghasem Kashani mengkritik keputusan pemerintahnya untuk mengakui Israel.

3. Revolusi Iran Mengubah Hubungan Iran dengan Israel

Setelah Revolusi Iran dan jatuhnya dinasti Pahlavi pada tahun 1979, Iran mengambil sikap tajam anti-Israel. Iran memutuskan semua hubungan resmi dengan Israel. Kedutaan Besar Israel di Teheran ditutup dan diserahkan kepada PLO.

Ayatollah Khomeini menyatakan Israel sebagai "musuh Islam" dan "Setan Kecil". Amerika Serikat disebut "Setan Besar" sedangkan Uni Soviet disebut "Setan Kecil".

Permusuhan ini lantas membuat kedua negara tersebut tak pernah akur selama beberapa dekade. Terlebih apabila Israel mengambil tindakan tegas pada Palestina, Iran akan jadi garda terdepan yang melancarkan dukungan pada palestina dan kritik terhadap Israel.

4. Israel dan AS Mengincar Nuklir Iran

Setelah Iran menemukan sumber utama pembuatan senjata nuklir di awal tahun 2000-an, Israel dan AS langsung bergerak memperkenalkan virus komputer Stuxnet untuk untuk menargetkan mesin sentrifugal yang memperkaya uranium untuk program nuklir Iran.

Serangkaian serangan sabotase berlanjut hingga tahun 2020-an, ketika Israel berupaya merusak fasilitas nuklir Iran. Ilmuwan nuklir juga menjadi sasaran. Keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada tahun 2018 dipandang sebagai pukulan bagi Teheran dan kemenangan bagi Israel.

Tindakan tersebut dilakukan oleh Israel dan AS lantaran khawatir akan apa yang akan diciptakan Iran di masa depan. Terlebih untuk negeri Yahudi yang tak pernah bersahabat dengan Teheran.



5. Permusuhan Terus Tumbuh Selama Beberapa Dekade

Permusuhan ini tumbuh selama beberapa dekade ketika kedua belah pihak berusaha untuk memperkuat dan mengembangkan kekuatan dan pengaruh mereka di wilayah tersebut.

Kini Iran mendukung jaringan “poros perlawanan” yang terdiri dari kelompok-kelompok politik dan bersenjata di beberapa negara, seperti Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman, yang juga mendukung perjuangan Palestina dan memandang Israel sebagai musuh besar.

Sementara itu, Israel telah mendukung berbagai kelompok yang menentang keras pendirian Iran. Ketegangan antara Iran dan Israel tidak hanya terbatas pada ideologi atau kelompok proksi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More