Warga Israel Pelihara Sapi Merah, Ingin Bangun Kuil Yahudi di Masjid Al-Aqsa
Jum'at, 29 Maret 2024 - 19:01 WIB
Di dalamnya, dia menghubungkan langsung antara keputusan Hamas menyerang Israel dan aktivis Kuil Ketiga yang mengimpor ternak, yang menurutnya merupakan “agresi terhadap perasaan seluruh bangsa”.
Yaakov, siswa yeshiva berusia 19 tahun dari Los Angeles yang ingin diidentifikasi hanya dengan nama depannya, datang ke Shilo untuk mendapatkan kesempatan melihat sendiri sapi-sapi merah tersebut.
“Saya telah mendengar tentang sapi dara merah dan Bait Suci Pertama dan Kedua sepanjang hidup saya, jadi saya sangat gembira dengan kesempatan untuk melihatnya hari ini,” ungkap dia kepada MEE.
Yaakov memahami prospek pembangunan Kuil Ketiga di situs Masjid Al-Aqsa masih kontroversial, “tetapi menurut saya hal itu tidak seharusnya terjadi”.
“Dulu di sana ada gereja, lalu masjid. Awalnya kuil Yahudi, jadi harusnya lagi,” ujar dia. “Tidak harus dengan kekerasan.”
Boruch Fishman, anggota lama gerakan Kuil Ketiga, mengatakan kepada MEE bahwa masih ada jalan panjang antara menyembelih sapi merah dan membangun Kuil Ketiga.
Dia telah mengidentifikasi 13 masalah yang perlu diselesaikan sebelum pembangunan dapat dimulai, termasuk meminta parlemen Israel, Knesset, untuk melegalkan rencana tersebut. “Di situlah saya bisa membantu dari sisi politik,” papar dia.
Sejak Israel menaklukkan dan menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967, pemerintah Israel telah mempertahankan pembatasan ketat pada era Ottoman atas kehadiran orang Yahudi di halaman Masjid Al-Aqsa.
Masuk ke Al-Aqsa juga telah dilarang oleh Kepala Rabbi Yerusalem sejak tahun 1921, dengan dekrit yang menyatakan orang Yahudi dilarang memasuki situs tersebut kecuali “secara ritual bersih”, yang tidak mungkin dilakukan tanpa abu sapi merah.
'Yang Kami Inginkan Hanyalah Satu Altar Kecil'
Yaakov, siswa yeshiva berusia 19 tahun dari Los Angeles yang ingin diidentifikasi hanya dengan nama depannya, datang ke Shilo untuk mendapatkan kesempatan melihat sendiri sapi-sapi merah tersebut.
“Saya telah mendengar tentang sapi dara merah dan Bait Suci Pertama dan Kedua sepanjang hidup saya, jadi saya sangat gembira dengan kesempatan untuk melihatnya hari ini,” ungkap dia kepada MEE.
Yaakov memahami prospek pembangunan Kuil Ketiga di situs Masjid Al-Aqsa masih kontroversial, “tetapi menurut saya hal itu tidak seharusnya terjadi”.
“Dulu di sana ada gereja, lalu masjid. Awalnya kuil Yahudi, jadi harusnya lagi,” ujar dia. “Tidak harus dengan kekerasan.”
Boruch Fishman, anggota lama gerakan Kuil Ketiga, mengatakan kepada MEE bahwa masih ada jalan panjang antara menyembelih sapi merah dan membangun Kuil Ketiga.
Dia telah mengidentifikasi 13 masalah yang perlu diselesaikan sebelum pembangunan dapat dimulai, termasuk meminta parlemen Israel, Knesset, untuk melegalkan rencana tersebut. “Di situlah saya bisa membantu dari sisi politik,” papar dia.
Sejak Israel menaklukkan dan menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967, pemerintah Israel telah mempertahankan pembatasan ketat pada era Ottoman atas kehadiran orang Yahudi di halaman Masjid Al-Aqsa.
Masuk ke Al-Aqsa juga telah dilarang oleh Kepala Rabbi Yerusalem sejak tahun 1921, dengan dekrit yang menyatakan orang Yahudi dilarang memasuki situs tersebut kecuali “secara ritual bersih”, yang tidak mungkin dilakukan tanpa abu sapi merah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda