Apa yang Membuat Mesir Merencanakan Perang Lawan Israel?

Jum'at, 29 Maret 2024 - 16:45 WIB
Dia menjelaskan, “Namun yang terjadi justru sebaliknya, hubungan yang bermusuhan (dikenal sebagai perdamaian dingin) semakin meningkat dan Mesir mempertahankan kerja sama keamanan dengan Israel, yang kini dilarang untuk dipublikasikan.”

Pensiunan perwira Israel itu mengkritik kepemimpinan politik dan keamanan di Israel karena memperlakukan Mesir sebagai negara sahabat dan bukan musuh.

Dia menekankan hal ini menimbulkan ancaman keamanan bagi Israel, dan Israel perlu mengarahkan sumber daya militer untuk melindungi diri dari ancaman ini.

Dekel juga memperingatkan agar tidak terulangnya Perang Oktober 1973 dan kegagalan intelijen Israel mengantisipasi serangan mendadak Mesir terhadap Israel.

3. Israel Meremehkan Mesir



Meskipun terjadi peningkatan kekuatan militer Mesir di wilayah Israel, para pejabat Israel tampaknya meremehkan ancaman itu.

Dekel menjelaskan ketika para intelektual dan mereka yang tertarik dengan urusan Mesir di Israel ditanya tentang bahaya yang ditimbulkan oleh penguatan kekuatan militer tentara Mesir, mereka menjelaskan alasan berikut: Mesir semakin memperkuat diri akibat ancaman Ethiopia yang mencuri air Sungai Nil dari Mesir; Mesir semakin memperkuat diri akibat ancaman dari faksi yang berbasis di Tripoli di Libya (faksi di Benghazi yang dikendalikan Field Marshal Khalifa Haftar, yang merupakan sekutu Mesir); Mesir bercita-cita memimpin Afrika dan negara Arab, dan senjata tersebut bertujuan menunjukkan ukuran dan status Mesir kepada semua negara di dunia.

Menurut Dekel, melalui laporannya, dia telah membantah semua klaim di atas, dan menekankan Mesir merupakan ancaman keamanan bagi Israel dan terus mempersiapkan semacam perang di masa depan melawan negara kolonial tersebut.

“Bahkan jika penilaian saya terhadap niat perang Mesir pada dasarnya salah, dan Presiden Mesir Al-Sisi hanya berpikir baik tentang Israel, namun bagi saya tampaknya kurangnya persiapan tentara Israel dalam menghadapi potensi konfrontasi militer dengan Mesir sama saja dengan kelalaian kriminal,” ujar dia.

4. Mesir Ancam Keluar dari Perjanjian Damai Camp David



Pada tanggal 12 Februari 2024, Mesir mengeluarkan ancaman serius: jika militer Israel melancarkan operasi darat ke kota perbatasan Jalur Gaza, Rafah, maka perjanjian perdamaian dengan Israel dapat dihentikan.

Dua pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat mengonfirmasi pernyataan ini. Serangan ke Rafah, yang dihuni oleh lebih dari 1,4 juta pengungsi Gaza, dapat menutup jalur utama pasokan bantuan.

Ancaman ini mencakup Perjanjian Camp David, yang selama hampir setengah abad menjadi landasan stabilitas regional.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pengiriman pasukan Israel ke Rafah diperlukan demi memenangkan perang melawan Hamas.

Namun, lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza telah mengungsi ke Rafah untuk menghindari pertempuran di daerah lain.

Mesir sendiri memiliki kekhawatiran atas banjir pengungsi dari Jalur Gaza. Kelompok-kelompok penyalur bantuan telah memperingatkan serangan Israel ke Rafah akan memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More