Apa yang Membuat Mesir Merencanakan Perang Lawan Israel?
Jum'at, 29 Maret 2024 - 16:45 WIB
Letnan Kolonel Eli Dekel, yang berspesialisasi dalam sistem infrastruktur di negara-negara Arab, menerbitkan laporan tentang ini di situs berita Nziv.
Dekel mulai meneliti laporannya, “Konsep perdamaian dengan Mesir yang belum dibahas” dan menyelidiki masalah ini enam tahun lalu, dan dia mencapai kesimpulan yang berbahaya.
“Sejak tahun 2014, tentara Mesir telah memperluas infrastruktur militernya di Sinai secara signifikan,” ungkap dia, dilansir Russia Today.
“Pada tahun 2014, setelah masa kerusuhan regional dan penggulingan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan di Mesir pada tahun 2013, pembangunan infrastruktur militer di Sinai dipercepat, dan pada saat yang sama proses pembelian senjata canggih mulai dilakukan,” tulis Dekel.
Dia menjelaskan, “Proses ini membuat tentara Mesir menduduki peringkat ke-12 tentara paling kuat di dunia dan mendorong Israel ke peringkat ke-18 secara global.”
“Fenomena meresahkan dari peningkatan kekuatan tentara Mesir secara signifikan dan pembangunan infrastruktur militer yang intensif, terutama di Sinai dan di kedua sisi Terusan (Suez), tidak membuat khawatir masyarakat di Israel, termasuk para veteran militer senior yang saya ajak bicara di lembaga penelitian akademis, komentator dan jurnalis, termasuk jurnalis urusan militer yang diberi makan oleh sistem keamanan Israel dengan konsep bahwa, setelah Mesir menerima sejengkal terakhir tanah Sinai dari Israel, Mesir tidak punya hak merugikan Israel,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Namun yang terjadi justru sebaliknya, hubungan yang bermusuhan (dikenal sebagai perdamaian dingin) semakin meningkat dan Mesir mempertahankan kerja sama keamanan dengan Israel, yang kini dilarang untuk dipublikasikan.”
Pensiunan perwira Israel itu mengkritik kepemimpinan politik dan keamanan di Israel karena memperlakukan Mesir sebagai negara sahabat dan bukan musuh.
Dia menekankan hal ini menimbulkan ancaman keamanan bagi Israel, dan Israel perlu mengarahkan sumber daya militer untuk melindungi diri dari ancaman ini.
Dekel mulai meneliti laporannya, “Konsep perdamaian dengan Mesir yang belum dibahas” dan menyelidiki masalah ini enam tahun lalu, dan dia mencapai kesimpulan yang berbahaya.
“Sejak tahun 2014, tentara Mesir telah memperluas infrastruktur militernya di Sinai secara signifikan,” ungkap dia, dilansir Russia Today.
“Pada tahun 2014, setelah masa kerusuhan regional dan penggulingan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan di Mesir pada tahun 2013, pembangunan infrastruktur militer di Sinai dipercepat, dan pada saat yang sama proses pembelian senjata canggih mulai dilakukan,” tulis Dekel.
2. Kekuatan Militer Mesir Sudah Melebihi Israel
Dia menjelaskan, “Proses ini membuat tentara Mesir menduduki peringkat ke-12 tentara paling kuat di dunia dan mendorong Israel ke peringkat ke-18 secara global.”
“Fenomena meresahkan dari peningkatan kekuatan tentara Mesir secara signifikan dan pembangunan infrastruktur militer yang intensif, terutama di Sinai dan di kedua sisi Terusan (Suez), tidak membuat khawatir masyarakat di Israel, termasuk para veteran militer senior yang saya ajak bicara di lembaga penelitian akademis, komentator dan jurnalis, termasuk jurnalis urusan militer yang diberi makan oleh sistem keamanan Israel dengan konsep bahwa, setelah Mesir menerima sejengkal terakhir tanah Sinai dari Israel, Mesir tidak punya hak merugikan Israel,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Namun yang terjadi justru sebaliknya, hubungan yang bermusuhan (dikenal sebagai perdamaian dingin) semakin meningkat dan Mesir mempertahankan kerja sama keamanan dengan Israel, yang kini dilarang untuk dipublikasikan.”
Pensiunan perwira Israel itu mengkritik kepemimpinan politik dan keamanan di Israel karena memperlakukan Mesir sebagai negara sahabat dan bukan musuh.
Dia menekankan hal ini menimbulkan ancaman keamanan bagi Israel, dan Israel perlu mengarahkan sumber daya militer untuk melindungi diri dari ancaman ini.
tulis komentar anda