Langka! AS Tak Bela Israel, DK PBB Tuntut Gencatan Senjata di Gaza
Selasa, 26 Maret 2024 - 10:01 WIB
Setelah pemungutan suara di PBB, Netanyahu membatalkan kunjungan delegasi tingkat tinggi ke Washington yang dijadwalkan untuk membahas rencana operasi militer Israel di kota Rafah di Gaza selatan, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina mencari perlindungan.
AS bingung dengan keputusan Israel dan menganggapnya sebagai reaksi berlebihan, kata seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield memberikan suara abstain dalam pemungutan suara mengenai resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dalam pertemuan DK PBB mengenai situasi di Timur Tengah pada Senin.
Perwakilan Inggris untuk PBB Barbara Woodward memberikan suara mendukung.
Washington sebelumnya menolak kata-kata "gencatan senjata" pada awal perang yang sudah berlangsung hampir enam bulan di Jalur Gaza dan menggunakan hak vetonya untuk melindungi Israel ketika mereka membalas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.
Namun ketika kelaparan terjadi di Gaza dan di tengah meningkatnya tekanan global untuk melakukan gencatan senjata dalam perang yang menurut otoritas kesehatan Palestina telah menewaskan sekitar 32.000 orang, AS pada hari Senin abstain dan mengizinkan DK PBB untuk menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadhan, yang berakhir dalam dua minggu.
“Pembantaian Hamas-lah yang memulai perang ini,” kesal Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan.
"Resolusi yang baru saja diputuskan membuat seolah-olah perang dimulai dengan sendirinya...Israel tidak memulai perang ini, dan Israel juga tidak menginginkan perang ini," lanjut dia.
Hamas menyambut baik resolusi DK PBB, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "menegaskan kesiapan untuk segera melakukan pertukaran tahanan di kedua pihak".
Di sisi lain, PM sementara Lebanon, Najib Mikati, mengatakan semua negara harus menekan Israel untuk berhenti menyerang Lebanon. Militer Israel dan kelompok bersenjata Lebanon; Hizbullah, saling baku tembak di perbatasan selatan Lebanon.
AS bingung dengan keputusan Israel dan menganggapnya sebagai reaksi berlebihan, kata seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield memberikan suara abstain dalam pemungutan suara mengenai resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dalam pertemuan DK PBB mengenai situasi di Timur Tengah pada Senin.
Perwakilan Inggris untuk PBB Barbara Woodward memberikan suara mendukung.
Washington sebelumnya menolak kata-kata "gencatan senjata" pada awal perang yang sudah berlangsung hampir enam bulan di Jalur Gaza dan menggunakan hak vetonya untuk melindungi Israel ketika mereka membalas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.
Namun ketika kelaparan terjadi di Gaza dan di tengah meningkatnya tekanan global untuk melakukan gencatan senjata dalam perang yang menurut otoritas kesehatan Palestina telah menewaskan sekitar 32.000 orang, AS pada hari Senin abstain dan mengizinkan DK PBB untuk menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadhan, yang berakhir dalam dua minggu.
“Pembantaian Hamas-lah yang memulai perang ini,” kesal Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan.
"Resolusi yang baru saja diputuskan membuat seolah-olah perang dimulai dengan sendirinya...Israel tidak memulai perang ini, dan Israel juga tidak menginginkan perang ini," lanjut dia.
Hamas menyambut baik resolusi DK PBB, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "menegaskan kesiapan untuk segera melakukan pertukaran tahanan di kedua pihak".
Di sisi lain, PM sementara Lebanon, Najib Mikati, mengatakan semua negara harus menekan Israel untuk berhenti menyerang Lebanon. Militer Israel dan kelompok bersenjata Lebanon; Hizbullah, saling baku tembak di perbatasan selatan Lebanon.
tulis komentar anda