Mengapa Yordania Tidak All-out Membela Palestina?
Minggu, 03 Maret 2024 - 13:06 WIB
JAKARTA - Yordania secara tradisional memang menjadi pendukung kuat Palestina. Namun, kerajaan tersebut tidak "all-out" dalam memberikan dukungan, apalagi dukungan militer, dalam perang melawan Israel di Gaza sekarang ini.
Ada banyak faktor mengapa Kerajaan Hashemite Yordania yang dipimpin Raja Abdullah II ini tidak habis-habisan membela Palestina. Salah satunya, kerajaan Islam itu sudah terikat perjanjian damai tahun 1994 yang membuatnya mengakui Negara Israel.
Yordania memiliki sejarah hubungan yang kompleks dengan Palestina.
Selama Perang Enam Hari pada tahun 1967, Yordania terlibat dalam konflik dengan Israel dan kehilangan kendali atas Tepi Barat.
Hubungan antara Yordania dan Otoritas Palestina juga telah mengalami berbagai dinamika sejak saat itu. Salah satu peristiwa paling signifikan adalah konflik yang dikenal sebagai peristiwa "September Hitam" atau Black September" pada tahun 1970.
Pada waktu itu, kelompok-kelompok Palestina, terutama Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin oleh Yasser Arafat, memiliki basis operasi di Yordania dan menggunakan wilayah itu sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap Israel.
Ada banyak faktor mengapa Kerajaan Hashemite Yordania yang dipimpin Raja Abdullah II ini tidak habis-habisan membela Palestina. Salah satunya, kerajaan Islam itu sudah terikat perjanjian damai tahun 1994 yang membuatnya mengakui Negara Israel.
5 Faktor Yordania Tak All-out Membela Palestina
1. Sejarah dan Kompleksitas Regional
Yordania memiliki sejarah hubungan yang kompleks dengan Palestina.
Selama Perang Enam Hari pada tahun 1967, Yordania terlibat dalam konflik dengan Israel dan kehilangan kendali atas Tepi Barat.
Hubungan antara Yordania dan Otoritas Palestina juga telah mengalami berbagai dinamika sejak saat itu. Salah satu peristiwa paling signifikan adalah konflik yang dikenal sebagai peristiwa "September Hitam" atau Black September" pada tahun 1970.
Pada waktu itu, kelompok-kelompok Palestina, terutama Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin oleh Yasser Arafat, memiliki basis operasi di Yordania dan menggunakan wilayah itu sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap Israel.
tulis komentar anda