Arab Saudi Eksekusi 7 Pria karena Makar dan Danai Teroris
Rabu, 28 Februari 2024 - 08:10 WIB
Selama delapan tahun terakhir, kata peneliti ESOHR Duaa Dhainy, organisasinya hanya mengetahui sekitar tiga persen kasus hukuman mati sebelum eksekusi dilakukan.
“Informasi LSM dan publik mengenai terpidana mati sangat terbatas,” kata Dhainy.
Mereka yang dieksekusi pada tahun 2024 termasuk 10 orang yang dihukum karena tuduhan terorisme oleh SCC, yang dikritik karena menghukum aktivis dan pengunjuk rasa.
Di antara mereka adalah Awn Hassan Abu Abdullah, yang dieksekusi pada tanggal 30 Januari.
Abdullah dituduh bergabung dengan sel teroris dan mendanai terorisme, namun ESOHR melaporkan bahwa mereka yakin dia ditangkap, diadili dan dieksekusi karena “kegiatan yang sah”, termasuk mengungkapkan pendapatnya dan berpartisipasi dalam pertemuan.
Basyouni mengatakan meski pengumuman resmi menyebutkan eksekusi hari Selasa itu sebagai kasus terorisme, definisi tersebut digunakan untuk mencakup anak-anak yang bergabung dalam protes, pengkritik rezim, dan orang-orang yang secara terbuka tidak setuju dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Ini merupakan jumlah orang yang dihukum mati tertinggi di kerajaan tersebut sejak Maret 2022, tahun di mana kerajaan tersebut melakukan lebih banyak eksekusi dibandingkan negara lain selain China dan Iran, menurut Amnesty International.
“Sangat meresahkan bahwa pemerintah Saudi kembali mengeksekusi tahanan secara massal, mendekati peringatan dua tahun eksekusi massal terburuk dalam sejarah kerajaan,” kata Basyouni.
“Informasi LSM dan publik mengenai terpidana mati sangat terbatas,” kata Dhainy.
Mereka yang dieksekusi pada tahun 2024 termasuk 10 orang yang dihukum karena tuduhan terorisme oleh SCC, yang dikritik karena menghukum aktivis dan pengunjuk rasa.
Di antara mereka adalah Awn Hassan Abu Abdullah, yang dieksekusi pada tanggal 30 Januari.
Abdullah dituduh bergabung dengan sel teroris dan mendanai terorisme, namun ESOHR melaporkan bahwa mereka yakin dia ditangkap, diadili dan dieksekusi karena “kegiatan yang sah”, termasuk mengungkapkan pendapatnya dan berpartisipasi dalam pertemuan.
Basyouni mengatakan meski pengumuman resmi menyebutkan eksekusi hari Selasa itu sebagai kasus terorisme, definisi tersebut digunakan untuk mencakup anak-anak yang bergabung dalam protes, pengkritik rezim, dan orang-orang yang secara terbuka tidak setuju dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Ini merupakan jumlah orang yang dihukum mati tertinggi di kerajaan tersebut sejak Maret 2022, tahun di mana kerajaan tersebut melakukan lebih banyak eksekusi dibandingkan negara lain selain China dan Iran, menurut Amnesty International.
“Sangat meresahkan bahwa pemerintah Saudi kembali mengeksekusi tahanan secara massal, mendekati peringatan dua tahun eksekusi massal terburuk dalam sejarah kerajaan,” kata Basyouni.
(mas)
tulis komentar anda