Taliban Eksekusi Mati 2 Orang di Stadion, Ditonton Ribuan Orang
Jum'at, 23 Februari 2024 - 14:17 WIB
Abu Abu Khalid Sarhadi, juru bicara polisi Ghazni, mengatakan bahwa keluarga korban mengeksekusi kedua pria tersebut.
Eksekusi dimulai sesaat sebelum pukul 13.00 siang. Ada 15 peluru yang ditembakkan, delapan ke salah satu pria dan tujuh ke pria lainnya.
Juru bicara Mahkamah Agung Abdul Rahim Rashid mengatakan orang-orang itu ditembak dari belakang. Ambulans kemudian membawa jenazah mereka pergi.
Pembunuhan tersebut merupakan eksekusi publik ketiga dan keempat sejak Taliban merebut kekuasaan pada tahun 2021 di tengah kekacauan penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari Afghanistan.
PBB telah mengecam keras Taliban karena melakukan eksekusi di depan umum, cambuk dan rajam sejak merebut kekuasaan, dan meminta para penguasa negara tersebut untuk menghentikan praktik-praktik semacam itu.
Pada hari Kamis, PBB mengatakan mereka sangat menentang hukuman mati, dan mengatakan bahwa hal itu tidak sejalan dengan hak dasar untuk hidup.
Misinya di Afghanistan mendesak pihak berwenang Taliban untuk segera menerapkan moratorium hukuman mati sebagai langkah menuju penghapusan hukuman mati.
Selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan pada akhir tahun 1990-an, Taliban secara teratur melakukan eksekusi di depan umum, cambuk dan rajam.
Eksekusi dimulai sesaat sebelum pukul 13.00 siang. Ada 15 peluru yang ditembakkan, delapan ke salah satu pria dan tujuh ke pria lainnya.
Juru bicara Mahkamah Agung Abdul Rahim Rashid mengatakan orang-orang itu ditembak dari belakang. Ambulans kemudian membawa jenazah mereka pergi.
Pembunuhan tersebut merupakan eksekusi publik ketiga dan keempat sejak Taliban merebut kekuasaan pada tahun 2021 di tengah kekacauan penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari Afghanistan.
PBB telah mengecam keras Taliban karena melakukan eksekusi di depan umum, cambuk dan rajam sejak merebut kekuasaan, dan meminta para penguasa negara tersebut untuk menghentikan praktik-praktik semacam itu.
Pada hari Kamis, PBB mengatakan mereka sangat menentang hukuman mati, dan mengatakan bahwa hal itu tidak sejalan dengan hak dasar untuk hidup.
Misinya di Afghanistan mendesak pihak berwenang Taliban untuk segera menerapkan moratorium hukuman mati sebagai langkah menuju penghapusan hukuman mati.
Selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan pada akhir tahun 1990-an, Taliban secara teratur melakukan eksekusi di depan umum, cambuk dan rajam.
(mas)
tulis komentar anda