Profil Alexei Navalny, Tokoh Oposisi Rusia yang Meninggal di Penjara

Rabu, 21 Februari 2024 - 14:30 WIB
Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny. Foto/REUTERS
MOSKOW - Alexei Navalny yang merupakan tokoh oposisi utama Rusia sekaligus dianggap sebagai musuh Vladimir Putin dikabarkan baru saja meninggal di penjara.

Diketahui jika Alexei Navalny yang tengah menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme, diduga sempat pingsan sebelum meninggal.

Dilansir dari Reuters, Navalny dipenjara di koloni hukuman IK-3 di utara Lingkaran Arktik yang terletak di Kharp di wilayah Yamalo-Nenets sekitar 1.900 km (1.200 mil) timur laut Moskow.

Kematiannya diumumkan oleh Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets pada pukul 14:19 waktu Moskow (1119 GMT) pada 16 Februari 2024.



Profil Alexei Navalny



Menurut AP News, Alexei Navalny lahir di bagian barat wilayah Moskow pada 4 Juni 1976. Dia merupakan lulusan dari universitas RUDN Rusia, tempatnya mengambil jurusan hukum.

Sifat oposisi Navalny mulai muncul pada tahun 2004 ketika dirinya membentuk gerakan melawan pembangunan berlebihan yang merajalela di Moskow.

Tiga tahun setelahnya, dia mulai mencuri perhatian setelah memposting tulisan yang menuding perusahaan milik negara, seperti raksasa gas Gazprom dan raksasa minyak Rosneft melakukan tindak korupsi.

Dari situ dirinya lantas membentuk RosPil, sebuah proyek antikorupsi yang dijalankan oleh tim pengacara yang menganalisis pengeluaran lembaga dan perusahaan negara di tahun 2010.

Sejak saat itu Navalny mulai sering menyuarakan tuduhan-tudah pada pihak pemerintah, mulai dari tuduhan korupsi ke Wakil Perdana Menteri Igor Shuvalov, hingga kecurangan yang meluas dalam pemilihan parlemen Rusia.

Sayangnya jalan Navalny harus tersendat setelah pada 2012 dirinya mendapat tudingan penggelapan di anak perusahaan Yves Rocher di Rusia. Hal tersebut membuatnya harus dijatuhi hukuman 5 tahun penjara pada tahun 2013.

Tidak berhenti sampai disitu, tokoh oposisi ini juga sempat merilis film dokumenter YouTube yang menuduh Perdana Menteri Dmitry Medvedev melakukan korupsi di tahun 2017.

Navalny juga sempat mencalonkan diri sebagai Presiden Rusia pada tahun 2017, namun ditentang oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia karena pernah terlibat dalam kasus Kirovles.

Pada tahun 2020 lalu, Navalny sempat jatuh sakit dan koma hingga dirawat di Berlin. Pihak berwenang Jerman mengonfirmasi bahwa Navalny diracuni.

Setelah lima bulan di Jerman, Navalny ditangkap sekembalinya ke Rusia , dan pihak berwenang menuduh pemulihannya di luar negeri melanggar ketentuan hukuman percobaan dalam kasus Yves Rocher.

Kemudian pada tahun 2022, Navalny dijatuhi hukuman tambahan sembilan tahun penjara karena penggelapan dan penghinaan terhadap pengadilan dalam kasus yang ditolak oleh pendukungnya karena dianggap dibuat-buat. Dia dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di wilayah Vladimir barat Rusia.

Puncaknya, pada 4 Agustus 2023 Navalny dinyatakan bersalah karena ekstremisme dan dijatuhi hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme dan terorisme.

Tidak hanya itu, pihak berwenang juga menahan tiga pengacara yang mewakili Navalny setelah menggeledah rumah mereka, dan sekutunya Ivan Zhdanov mengatakan di media sosial bahwa tindakan tersebut adalah upaya untuk “mengisolasi Navalny sepenuhnya.”

Itulah profil dan perjalanan hidup dari Alexei Navalny, sosok oposisi di rusia yang telah mengalami beberapa hal yang dirasa tidak adil. Salah satunya adalah percobaan pembunuhan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More