Perbatasan Rafah Milik Siapa? Jalur Kontroversial antara Gaza dan Mesir
Rabu, 14 Februari 2024 - 11:26 WIB
Perbatasan Rafah tetap berada di bawah kendali Israel, meskipun Mesir diberikan peran pengawasan.
Pada tahun 2005, Israel secara sepihak menarik pasukan dan permukimannya dari Jalur Gaza, dan menyerahkan kendali wilayah tersebut kepada Otoritas Palestina.
Perbatasan Rafah kemudian dikelola Uni Eropa (UE), dengan persetujuan Israel dan Mesir, berdasarkan Perjanjian Akses dan Gerakan tahun 2005.
Selanjutnya, pada tahun 2007, Hamas mengambil alih pemerintahan di Jalur Gaza, setelah konflik bersenjata dengan Fatah, faksi lain dalam Otoritas Palestina.
Israel dan Mesir kemudian menutup perbatasan Rafah, dan menjadikan Gaza sebagai wilayah yang terkepung.
Perbatasan Rafah saat ini menjadi jalur hidup bagi warga Gaza, yang menghadapi keterbatasan akses ke sumber daya, layanan penting, dan peluang hidup di luar wilayah mereka.
Perbatasan ini juga menjadi saluran utama untuk bantuan kemanusiaan, yang sangat dibutuhkan di tengah krisis ekonomi, sosial, dan kesehatan yang dialami Gaza akibat genosida oleh Israel.
Namun, perbatasan Rafah tidak selalu terbuka, dan seringkali ditutup tanpa pemberitahuan atau penjelasan oleh pihak Mesir.
Israel juga tampaknya masih menjadi penentu utama kapan perbatasan Rafah boleh dibuka oleh Mesir dan siapa saja serta barang apa saja yang dapat melintas.
Pada tahun 2005, Israel secara sepihak menarik pasukan dan permukimannya dari Jalur Gaza, dan menyerahkan kendali wilayah tersebut kepada Otoritas Palestina.
Perbatasan Rafah kemudian dikelola Uni Eropa (UE), dengan persetujuan Israel dan Mesir, berdasarkan Perjanjian Akses dan Gerakan tahun 2005.
Selanjutnya, pada tahun 2007, Hamas mengambil alih pemerintahan di Jalur Gaza, setelah konflik bersenjata dengan Fatah, faksi lain dalam Otoritas Palestina.
Israel dan Mesir kemudian menutup perbatasan Rafah, dan menjadikan Gaza sebagai wilayah yang terkepung.
Situasi Perbatasan Rafah Sekarang
Perbatasan Rafah saat ini menjadi jalur hidup bagi warga Gaza, yang menghadapi keterbatasan akses ke sumber daya, layanan penting, dan peluang hidup di luar wilayah mereka.
Perbatasan ini juga menjadi saluran utama untuk bantuan kemanusiaan, yang sangat dibutuhkan di tengah krisis ekonomi, sosial, dan kesehatan yang dialami Gaza akibat genosida oleh Israel.
Namun, perbatasan Rafah tidak selalu terbuka, dan seringkali ditutup tanpa pemberitahuan atau penjelasan oleh pihak Mesir.
Israel juga tampaknya masih menjadi penentu utama kapan perbatasan Rafah boleh dibuka oleh Mesir dan siapa saja serta barang apa saja yang dapat melintas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda