5 Fakta Kota Rafah, Wilayah yang Jadi Target Serangan Israel
Senin, 12 Februari 2024 - 18:21 WIB
Namun kota ini sempat jatuh ke tangan Israel setelah negara tersebut memenangkan Perang Enam Hari pada 1967.
Hingga pada tahun 1979, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai yang mengembalikan Sinai, yang berbatasan dengan Jalur Gaza, ke kendali Mesir. Dalam Perjanjian Perdamaian, perbatasan Gaza-Mesir yang dibuat kembali dibuat melintasi kota Rafah.
Kemudian pada tahun 1989, terjadi penembakan lima warga sipil oleh tentara perbatasan Israel di Rafah. Lalu pada tahun 2004, Pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ariel Sharon menyetujui pembongkaran massal rumah-rumah di Rafah.
Sekitar 1,4 juta warga Palestina kini telah terdesak ke Rafah akibat pemboman Israel yang tiada henti yang telah menewaskan hampir 30.000 warga Palestina.
Meskipun pemerintah Israel menyatakan bagian selatan Gaza sebagai zona aman, IDF terus mengebom wilayah tersebut secara ekstensif, dengan investigasi New York Times memperkirakan bahwa bom seberat 2.000 pon dijatuhkan setidaknya 200 kali pada tanggal 21 Desember 2023.
Karena itu, ketika perbatasan Rafah ditutup, rakyat Gaza sering menghadapi penderitaan yang mendalam. Penutupan ini membatasi akses ke perawatan medis, bahan makanan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Hingga pada tahun 1979, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai yang mengembalikan Sinai, yang berbatasan dengan Jalur Gaza, ke kendali Mesir. Dalam Perjanjian Perdamaian, perbatasan Gaza-Mesir yang dibuat kembali dibuat melintasi kota Rafah.
3. Banyak Tragedi Terjadi
Pada musim panas tahun 1971, IDF, di bawah Jenderal Ariel Sharon, menghancurkan sekitar 500 rumah di kamp pengungsi Rafah untuk membuat jalan patroli bagi pasukan Israel. Penghancuran ini menyebabkan hampir 4.000 orang mengungsi.Kemudian pada tahun 1989, terjadi penembakan lima warga sipil oleh tentara perbatasan Israel di Rafah. Lalu pada tahun 2004, Pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ariel Sharon menyetujui pembongkaran massal rumah-rumah di Rafah.
4. Banyak Warga Palestina yang Terdesak di Kota Rafah
Dilansir dari Al Jazeera, Rafah Palestina memiliki luas 64 km persegi (25 mil persegi) dan, ketika Israel menyerang Gaza selama empat bulan terakhir, semakin banyak orang yang digiring ke wilayah perbatasan ini.Sekitar 1,4 juta warga Palestina kini telah terdesak ke Rafah akibat pemboman Israel yang tiada henti yang telah menewaskan hampir 30.000 warga Palestina.
Meskipun pemerintah Israel menyatakan bagian selatan Gaza sebagai zona aman, IDF terus mengebom wilayah tersebut secara ekstensif, dengan investigasi New York Times memperkirakan bahwa bom seberat 2.000 pon dijatuhkan setidaknya 200 kali pada tanggal 21 Desember 2023.
5. Wilayah Perbatasan yang Vital
Seperti yang sudah dijelaskan jika kota ini merupakan lokasi Penyeberangan Perbatasan Rafah, satu-satunya penyeberangan antara Jalur Gaza dan Mesir. Membuatnya jadi wilayah vital untuk akses berbagai bantuan ke Gaza.Karena itu, ketika perbatasan Rafah ditutup, rakyat Gaza sering menghadapi penderitaan yang mendalam. Penutupan ini membatasi akses ke perawatan medis, bahan makanan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(ahm)
tulis komentar anda