Politikus Keturunan Arab di Parlemen Israel Ajukan Mosi Tidak Percaya kepada PM Netanyahu

Senin, 29 Januari 2024 - 16:57 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu hendak dimakzulkan. Foto/Reuters
GAZA - Politikus keturunan Arab di parlemen Israel yang dikenal dengan Knesset mengupayakan mosi tidak percaya pada pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

Dalam sebuah pernyataan, Gerakan Pembaruan Arab, yang dikenal sebagai Ta'al, mengatakan mereka akan mengajukan proposal pada hari Senin untuk mosi tidak percaya pada pemerintahan Netanyahu.

Menurut pernyataan tersebut, proposal tersebut akan menyerukan diakhirinya perang Gaza, mencapai kesepakatan pertukaran sandera, dan meluncurkan jalur politik untuk perdamaian.

“Pemerintah Netanyahu menghalangi tercapainya kesepakatan untuk mengembalikan sandera dan tahanan sebagai bagian dari proses pertukaran tahanan, karena kelanjutan perang berkontribusi pada kelangsungan hidup mereka,” demikian isi proposal tersebut, dilansir Anadolu.



“Tidak ada alternatif selain mengakhiri perang untuk memulai jalur politik baru menuju perjanjian perdamaian yang adil,” katanya.



Dibutuhkan 61 suara dari 120 kursi di Knesset agar mosi tidak percaya dapat disahkan.

Koalisi Netanyahu memiliki mayoritas 64 kursi di Knesset.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.

Meskipun ada keputusan sementara dari Mahkamah Internasional (ICJ) pada hari Jumat yang memerintahkan Tel Aviv untuk mencegah tindakan genosida di Gaza, Israel terus melakukan serangan gencar terhadap wilayah kantong pantai tersebut di mana setidaknya 26.422 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 65.087 orang. terluka sejak 7 Oktober.

Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong itu rusak atau hancur.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More