6 Sinyal Kekalahan Tentara Israel setelah Berperang selama 3 Bulan

Minggu, 28 Januari 2024 - 18:18 WIB
Ada banyak seruan untuk segera melakukan gencatan senjata oleh anggota PBB dan bahkan di Dewan Keamanan PBB. Israel menolak seruan ini karena menganggap gencatan senjata secara inheren menguntungkan Hamas.

"Mereka berpendapat bahwa gencatan senjata akan mempertahankan kekuatan dan kehadiran Hamas di Gaza dan, oleh karena itu, sama saja dengan memberikan kemenangan kepada organisasi teroris ini. Pendukung terbesar dan terpenting Israel, Amerika Serikat, setuju dengan penilaian Israel ini dan telah memblokir berbagai resolusi Dewan KeamananPBB yang menyerukan gencatan senjata," tutur Grappo.

Namun dukungan Amerika terhadap Israel tidak hanya di PBB tetapi juga di medan perang dengan persenjataan dan amunisi telah menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri. Kebijakan Amerika mengenai masalah ini telah membuatnya bertentangan dengan sebagian besar komunitas internasional dan menimbulkan klaim kemunafikan dan standar ganda.

"Kritikus Amerika menunjukkan bahwa Amerika menyerukan kecaman atas agresi Rusia terhadap Ukraina namun mengabaikan seruan dukungan Palestina dalam perjuangannya melawan agresi Israel," kata Grappo.

5. Konflik Makin Meluas



Foto/Reuters

Meskipun perang multi-front yang sangat ditakuti gagal terwujud, Israel mendapati dirinya (atau sekutunya, terutama Amerika Serikat) semakin terlibat dalam operasi keamanan di wilayah lain di Timur Tengah.

Kekerasan terus meningkat di Tepi Barat karena serangan dan kerusuhan Palestina menjadi lebih berani dan sering terjadi pada saat Israel tidak mampu lagi menghentikan operasinya di Gaza. Upaya untuk meredam kekerasan di Tepi Barat telah menyebabkan kematian sekitar 320 warga Palestina. Pemberontakan terbaru ini tidak diragukan lagi dirangsang dan dipromosikan oleh Hamas, yang kehadirannya terbatas namun aktif di Tepi Barat.

Hizbullah juga memicu keributan karena mereka melihat gangguan sebagai bagian integral dari rencana “Poros Perlawanan” Iran untuk mengobarkan dan meningkatkan ketidakstabilan di dalam dan sekitar Israel.

"Selain Gaza, kekhawatiran utama Israel di wilayah terdekatnya adalah Hizbullah. Aktivitas bersenjata, termasuk pertempuran kecil di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon dan penembakan artileri lintas batas, telah meningkat sejak tanggal 7 Oktober," ujar Grappo.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More