Salat Jamaah di Hagia Sophia Picu Kasus Baru Covid-19 Turki
Rabu, 12 Agustus 2020 - 11:45 WIB
ISTANBUL - Sejumlah pakar kesehatan menyatakan salat di Hagia Sophia memicu kasus baru virus corona di Turki karena berbagai langkah pencegahan tak dilakukan secara ketat.
Sekitar 350.000 orang memenuhi Hagia Sophia dan kawasan sekitarnya pada 24 Juli setelah gedung itu kembali masjid setelah beberapa dekade sebagai museum.
Sebanyak 500 orang jamaah di dalam masjid, termasuk anggota parlemen dan jurnalis telah didiagnosa terjangkit Covid-19. Selain itu penerapan social distancing dan pemakaian masker tidak diterapkan dengan ketat.
Jumlah kasus baru harian Covid-19 meningkat dan melebihi 1.000 kasus setelah libur Idul Adha. Keputusan pemerintah untuk tidak mengumumkan jumlah pasien di unit perawatan intensif (ICU) dan mereka yang memakai alat bantu pernapasan menambah kekhawatiran tentang jumlah kasus sebenarnya.
Profesional kesehatan yang dihubungi Arab News menyatakan pandemi memburuk pada bulan lalu dan pembukaan Hagia Sophia untuk salat tanpa pencegahan yang ketat menjadi alasan peningkatan itu.
"Setelah pembukaan Hagia Sophia, kita juga mendengar banyak kasus pada para politisi," kata seorang dokter secara anonim pada Arab News. (Baca Juga: China Berhasil Tes Rudal Jenis Baru dengan Helikopter Z-10A)
"Tapi ini karena mereka melakukan pemeriksaan rutin setiap tiga hari untuk memastikan mereka sehat," papar dokter itu. (Lihat Infografis: Komparasi Cloud Shadow dan RQ-4 Global Hawk, Drone Jet HALE Type)
Dokter yang bekerja di rumah sakit provinsi Sivas itu menambahkan, "Jika warga biasa juga mendapat tes serupa, tingkat kasus sebenarnya akan lebih tinggi. Jika berbagai hal berjalan seperti ini, tidak akan ada orang di rumah sakit yang tak terinfeksi. Mungkin terjadi kekurangan petugas medis karena sakit atau mengundurkan diri." (Lihat Video: Gumpalan Awan Berbentuk Gelombang Tsunami Hebohkan Warga Aceh)
Sekitar 350.000 orang memenuhi Hagia Sophia dan kawasan sekitarnya pada 24 Juli setelah gedung itu kembali masjid setelah beberapa dekade sebagai museum.
Sebanyak 500 orang jamaah di dalam masjid, termasuk anggota parlemen dan jurnalis telah didiagnosa terjangkit Covid-19. Selain itu penerapan social distancing dan pemakaian masker tidak diterapkan dengan ketat.
Jumlah kasus baru harian Covid-19 meningkat dan melebihi 1.000 kasus setelah libur Idul Adha. Keputusan pemerintah untuk tidak mengumumkan jumlah pasien di unit perawatan intensif (ICU) dan mereka yang memakai alat bantu pernapasan menambah kekhawatiran tentang jumlah kasus sebenarnya.
Profesional kesehatan yang dihubungi Arab News menyatakan pandemi memburuk pada bulan lalu dan pembukaan Hagia Sophia untuk salat tanpa pencegahan yang ketat menjadi alasan peningkatan itu.
"Setelah pembukaan Hagia Sophia, kita juga mendengar banyak kasus pada para politisi," kata seorang dokter secara anonim pada Arab News. (Baca Juga: China Berhasil Tes Rudal Jenis Baru dengan Helikopter Z-10A)
"Tapi ini karena mereka melakukan pemeriksaan rutin setiap tiga hari untuk memastikan mereka sehat," papar dokter itu. (Lihat Infografis: Komparasi Cloud Shadow dan RQ-4 Global Hawk, Drone Jet HALE Type)
Dokter yang bekerja di rumah sakit provinsi Sivas itu menambahkan, "Jika warga biasa juga mendapat tes serupa, tingkat kasus sebenarnya akan lebih tinggi. Jika berbagai hal berjalan seperti ini, tidak akan ada orang di rumah sakit yang tak terinfeksi. Mungkin terjadi kekurangan petugas medis karena sakit atau mengundurkan diri." (Lihat Video: Gumpalan Awan Berbentuk Gelombang Tsunami Hebohkan Warga Aceh)
(sya)
tulis komentar anda