China Bikin Rudal Pintar Hipersonik, Marjin Kesalahan Hanya Kurang dari 15 Meter
Selasa, 23 Januari 2024 - 19:01 WIB
Tim China yang mengembangkan rudal Mach-7 juga mengatakan, meskipun AS memulai pengembangan teknologinya terlebih dahulu, mereka sendiri tidak menerima dukungan dari para ilmuwan Barat.
“Kami tidak memiliki panduan, bahkan pengenalan sekilas tentang sistem navigasi peluru kendali, terutama komponen navigasi satelit,” tulis Feng Junhing dari Universitas Teknik Angkatan Laut China dalam jurnal teknik pada November.
Teknologi cangkang ini diharapkan dapat digunakan secara luas dalam skenario medan perang, mengingat teknologi ini relatif hemat biaya untuk diproduksi namun tetap mempertahankan kemampuan serangan jarak jauh dan presisi yang lebih sering dikaitkan dengan rudal.
Namun, selama peluncuran, cangkang tersebut menghasilkan medan elektromagnetik yang signifikan yang selanjutnya dapat merusak komponen elektronik seperti microchip atau antena, dan berpotensi menghancurkan sistem navigasi satelitnya sendiri.
Para ilmuwan China mengatakan mereka mengatasi masalah ini dengan mengembangkan antena yang dapat menahan sinyal elektromagnetik, sekaligus mempertahankan navigasi satelit yang tepat.
Angkatan Laut China baru-baru ini mengatakan mereka telah membuat serangkaian terobosan dalam pengembangan senjata, khususnya di bidang senjata elektromagnetik.
“Simulasi ‘permainan perang’ terhadap perangkat keras militer baru menantang keunggulan tradisional yang dimiliki negara-negara Barat,” pungkas laporan itu.
“Kami tidak memiliki panduan, bahkan pengenalan sekilas tentang sistem navigasi peluru kendali, terutama komponen navigasi satelit,” tulis Feng Junhing dari Universitas Teknik Angkatan Laut China dalam jurnal teknik pada November.
Teknologi cangkang ini diharapkan dapat digunakan secara luas dalam skenario medan perang, mengingat teknologi ini relatif hemat biaya untuk diproduksi namun tetap mempertahankan kemampuan serangan jarak jauh dan presisi yang lebih sering dikaitkan dengan rudal.
Namun, selama peluncuran, cangkang tersebut menghasilkan medan elektromagnetik yang signifikan yang selanjutnya dapat merusak komponen elektronik seperti microchip atau antena, dan berpotensi menghancurkan sistem navigasi satelitnya sendiri.
Para ilmuwan China mengatakan mereka mengatasi masalah ini dengan mengembangkan antena yang dapat menahan sinyal elektromagnetik, sekaligus mempertahankan navigasi satelit yang tepat.
Angkatan Laut China baru-baru ini mengatakan mereka telah membuat serangkaian terobosan dalam pengembangan senjata, khususnya di bidang senjata elektromagnetik.
“Simulasi ‘permainan perang’ terhadap perangkat keras militer baru menantang keunggulan tradisional yang dimiliki negara-negara Barat,” pungkas laporan itu.
(sya)
tulis komentar anda