China Bikin Rudal Pintar Hipersonik, Marjin Kesalahan Hanya Kurang dari 15 Meter
Selasa, 23 Januari 2024 - 19:01 WIB
BEIJING - Ilmuwan angkatan laut China mengklaim telah menciptakan apa yang disebut rudal pintar yang mampu melancarkan serangan presisi ke sasaran dengan kecepatan hipersonik.
Kabar itu dilaporkan South China Morning Post (SCMP). “Rudal tersebut, yang menurut Beijing dapat melaju dengan kecepatan Mach-7, atau tujuh kali kecepatan suara, mampu mengubah rencana penerbangannya dengan menggunakan sistem navigasi satelit,” papar laporan SCMP pada Senin (22/1/2024).
“Sistem pengiriman senjata canggih itu juga dapat mengirimkan hulu ledak ke sasaran dengan margin kesalahan kurang dari 15 meter,” ungkap laporan itu.
Kemampuan serangannya yang presisi mungkin membuatnya tidak cukup untuk menyerang objek bergerak yang lebih kecil seperti tank, namun secara teoritis ideal untuk target statis yang lebih besar seperti kapal perang, atau pelabuhan.
Pengembangan teknologi militer, menurut SCMP, dibangun berdasarkan usulan pengembangan “cangkang impian” Angkatan Laut AS.
Sistem senjata itu secara teoritis dimaksudkan untuk bernavigasi pada kecepatan Mach 5 dan dipandu sinyal satelit GPS.
Militer AS pertama kali mengusulkan konsep tersebut pada 2012, yang menunjukkan niatnya melakukan uji coba 'cangkang impian' dalam waktu lima tahun, menurut SCMP, namun tenggat waktu tersebut telah berlalu pada tahun 2017.
“Pada 2021, militer AS telah meninggalkan penelitian dan pengembangan proyektil sistem persenjataan tersebut,” papar laporan itu.
Kabar itu dilaporkan South China Morning Post (SCMP). “Rudal tersebut, yang menurut Beijing dapat melaju dengan kecepatan Mach-7, atau tujuh kali kecepatan suara, mampu mengubah rencana penerbangannya dengan menggunakan sistem navigasi satelit,” papar laporan SCMP pada Senin (22/1/2024).
“Sistem pengiriman senjata canggih itu juga dapat mengirimkan hulu ledak ke sasaran dengan margin kesalahan kurang dari 15 meter,” ungkap laporan itu.
Kemampuan serangannya yang presisi mungkin membuatnya tidak cukup untuk menyerang objek bergerak yang lebih kecil seperti tank, namun secara teoritis ideal untuk target statis yang lebih besar seperti kapal perang, atau pelabuhan.
Pengembangan teknologi militer, menurut SCMP, dibangun berdasarkan usulan pengembangan “cangkang impian” Angkatan Laut AS.
Sistem senjata itu secara teoritis dimaksudkan untuk bernavigasi pada kecepatan Mach 5 dan dipandu sinyal satelit GPS.
Militer AS pertama kali mengusulkan konsep tersebut pada 2012, yang menunjukkan niatnya melakukan uji coba 'cangkang impian' dalam waktu lima tahun, menurut SCMP, namun tenggat waktu tersebut telah berlalu pada tahun 2017.
“Pada 2021, militer AS telah meninggalkan penelitian dan pengembangan proyektil sistem persenjataan tersebut,” papar laporan itu.
tulis komentar anda