Asal-usul Kurdi, Etnis Besar Timur Tengah yang Tidak Punya Negara Sendiri
Jum'at, 19 Januari 2024 - 14:49 WIB
Pada akhir Perang Dunia I, muncul usulan Perjanjian Sevres guna menangani pembubaran dan pembagian wilayah Utsmaniyah. Momen ini sebenarnyatelah memperkuat peluang berdirinya negara baru untuk etnis Kurdi.
Namun, perjanjian ditolak dan berganti menjadi Perjanjian Lausanne. Sayangnya, perjanjian baru ini memberi kendali lebih luas bagi Republik Turki dan tidak memberikan kesempatan bagi etnis Kurdi.
Harapan etnis Kurdi untuk membuat sebuah daerah otonom atau negara merdeka pun pupus. Alhasil, mereka pun terpaksa luntang-lantung karena tidak memiliki status dan banyak menjadi korban penindasan.
Seiring waktu, orang-orang Kurdi di berbagai negara Timur Tengah terus berjuang untuk bertahan hidup. Masing-masing negara memiliki perlakuan dan kebijakan tersendiri atas etnis Kurdi.
Sebagai contoh, di Irak, etnis Kurdi telah mendapat pengakuan konstitusional pada 2005 atas wilayah otonom Kurdi di bagian utara negara tersebut.
Sementara di Turki, konstitusinya telah menyangkal keberadaan sub-kelompok etnis yang berbeda, termasuk Kurdi.
Akibatnya, identitas yang dimiliki etnis Kurdi pun dicoba untuk dihilangkan. Sejak 1991, bahasa Kurdi yang digunakan jutaan orang Turki bahkan telah dilarang.
Namun, perjanjian ditolak dan berganti menjadi Perjanjian Lausanne. Sayangnya, perjanjian baru ini memberi kendali lebih luas bagi Republik Turki dan tidak memberikan kesempatan bagi etnis Kurdi.
Harapan etnis Kurdi untuk membuat sebuah daerah otonom atau negara merdeka pun pupus. Alhasil, mereka pun terpaksa luntang-lantung karena tidak memiliki status dan banyak menjadi korban penindasan.
Seiring waktu, orang-orang Kurdi di berbagai negara Timur Tengah terus berjuang untuk bertahan hidup. Masing-masing negara memiliki perlakuan dan kebijakan tersendiri atas etnis Kurdi.
Sebagai contoh, di Irak, etnis Kurdi telah mendapat pengakuan konstitusional pada 2005 atas wilayah otonom Kurdi di bagian utara negara tersebut.
Sementara di Turki, konstitusinya telah menyangkal keberadaan sub-kelompok etnis yang berbeda, termasuk Kurdi.
Akibatnya, identitas yang dimiliki etnis Kurdi pun dicoba untuk dihilangkan. Sejak 1991, bahasa Kurdi yang digunakan jutaan orang Turki bahkan telah dilarang.
(mas)
tulis komentar anda