5 Truk Berisi Obat-obatan Masuk Gaza setelah Diperiksa Israel
Kamis, 18 Januari 2024 - 18:15 WIB
GAZA - Lima truk yang membawa obat-obatan memasuki Jalur Gaza setelah melewati pemeriksaan keamanan Israel.
Media Israel melaporkan perkembangan itu pada Rabu (17/1/2024), dilansir Anadolu Agency.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mencatat truk-truk tersebut memasuki wilayah kantong tersebut sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, yang dimediasi Qatar.
Dikatakan, “Tentara memeriksa truk-truk tersebut di Persimpangan Karm Abu Salem, kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke perbatasan Rafah dengan Mesir, dan dari sana ke Jalur Gaza.”
Hingga pukul 18.30 GMT, belum ada komentar dari otoritas Israel atau Hamas mengenai laporan tersebut.
Perkembangan ini menyusul meningkatnya kontroversi di Israel setelah Hamas mengumumkan perjanjian dengan Tel Aviv untuk mengirimkan obat-obatan kepada para sandera Israel dengan imbalan membawa obat-obatan dalam jumlah yang sama kepada warga sipil Palestina di Gaza tetapi tanpa pemeriksaan oleh tentara.
Sebelumnya pada Rabu, Yedioth Ahronoth mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan tentara memeriksa truk yang membawa obat-obatan sebelum memasuki Gaza setelah dia menghadapi kritik karena sebelumnya menyetujui mengizinkan obat-obatan masuk ke wilayah tersebut tanpa pemeriksaan Israel.
Perintah Netanyahu muncul setelah perdebatan meletus di Israel menyusul pengumuman pemimpin Hamas, Moussa Abu Marzouk, di X bahwa salah satu syarat perjanjian pengiriman obat-obatan kepada tahanan Israel adalah mencegah pemeriksaan pengiriman obat-obatan oleh tentara.
Qatar pada Selasa mengumumkan keberhasilan mediasinya, bekerja sama dengan Prancis, dalam mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Perjanjian tersebut mencakup masuknya obat-obatan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke warga sipil di Gaza, terutama di daerah yang paling terkena dampak dan rusak, dengan imbalan pengiriman obat-obatan yang dibutuhkan para sandera Israel di Jalur Gaza.
Israel adalah pihak pertama yang mengumumkan perjanjian tersebut, tanpa menyebutkan secara spesifik bahwa pengiriman tersebut juga mencakup obat-obatan untuk warga Palestina.
Israel mengklaim Hamas telah menahan 136 warga Israel di Gaza sejak 7 Oktober, sementara Hamas menuntut gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Israel dalam tahanannya.
Sejak 7 Oktober, tentara Israel melakukan perang brutal dan keji di Gaza, yang mengakibatkan 24.448 warga Palestina tewas dan 61.504 orang luka-luka hingga Rabu.
Konflik tersebut telah menyebabkan lebih dari 85% penduduk di Jalur Gaza sekitar 1,9 juta orang mengungsi, menurut otoritas Palestina dan PBB.
Media Israel melaporkan perkembangan itu pada Rabu (17/1/2024), dilansir Anadolu Agency.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mencatat truk-truk tersebut memasuki wilayah kantong tersebut sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, yang dimediasi Qatar.
Dikatakan, “Tentara memeriksa truk-truk tersebut di Persimpangan Karm Abu Salem, kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke perbatasan Rafah dengan Mesir, dan dari sana ke Jalur Gaza.”
Hingga pukul 18.30 GMT, belum ada komentar dari otoritas Israel atau Hamas mengenai laporan tersebut.
Perkembangan ini menyusul meningkatnya kontroversi di Israel setelah Hamas mengumumkan perjanjian dengan Tel Aviv untuk mengirimkan obat-obatan kepada para sandera Israel dengan imbalan membawa obat-obatan dalam jumlah yang sama kepada warga sipil Palestina di Gaza tetapi tanpa pemeriksaan oleh tentara.
Sebelumnya pada Rabu, Yedioth Ahronoth mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan tentara memeriksa truk yang membawa obat-obatan sebelum memasuki Gaza setelah dia menghadapi kritik karena sebelumnya menyetujui mengizinkan obat-obatan masuk ke wilayah tersebut tanpa pemeriksaan Israel.
Perintah Netanyahu muncul setelah perdebatan meletus di Israel menyusul pengumuman pemimpin Hamas, Moussa Abu Marzouk, di X bahwa salah satu syarat perjanjian pengiriman obat-obatan kepada tahanan Israel adalah mencegah pemeriksaan pengiriman obat-obatan oleh tentara.
Qatar pada Selasa mengumumkan keberhasilan mediasinya, bekerja sama dengan Prancis, dalam mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Perjanjian tersebut mencakup masuknya obat-obatan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke warga sipil di Gaza, terutama di daerah yang paling terkena dampak dan rusak, dengan imbalan pengiriman obat-obatan yang dibutuhkan para sandera Israel di Jalur Gaza.
Israel adalah pihak pertama yang mengumumkan perjanjian tersebut, tanpa menyebutkan secara spesifik bahwa pengiriman tersebut juga mencakup obat-obatan untuk warga Palestina.
Israel mengklaim Hamas telah menahan 136 warga Israel di Gaza sejak 7 Oktober, sementara Hamas menuntut gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Israel dalam tahanannya.
Sejak 7 Oktober, tentara Israel melakukan perang brutal dan keji di Gaza, yang mengakibatkan 24.448 warga Palestina tewas dan 61.504 orang luka-luka hingga Rabu.
Konflik tersebut telah menyebabkan lebih dari 85% penduduk di Jalur Gaza sekitar 1,9 juta orang mengungsi, menurut otoritas Palestina dan PBB.
(sya)
tulis komentar anda