Sejarah Pisahnya China dan Taiwan, dari Dinasti Qing hingga Era Modern
Rabu, 17 Januari 2024 - 12:10 WIB
Konflik ini terhenti sementara oleh invasi Jepang pada 1937, yang memaksa KMT dan PKC bersatu dalam perlawanan bersama.
Namun, setelah Perang Dunia II, perang saudara kembali memuncak, dan PKC akhirnya memenangkan konflik pada 1949, memaksa KMT melarikan diri ke Taiwan untuk mendirikan Republik China (ROC).
Sejak saat itu, Taiwan mengalami isolasi diplomatik, dengan mayoritas negara-negara di dunia hanya mengakui satu pemerintahan China yang berpusat di Beijing.
Dinamika kontemporer antara China dan Taiwan menggambarkan perubahan yang berangsur-angsur sejak akhir 1970-an.
Pada tahun 1971, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengubah perwakilan China dari ROC (Republik of China) ke RRC (Republik Rakyat China).
Ini sejalan dengan Resolusi 2758 yang diadopsi pada 25 Oktober 1971, yang memberikan kursi China di PBB kepada perwakilan dari RRC dan mengakui RRC sebagai satu-satunya wakil resmi China di lembaga dunia itu.
Meskipun tetap ada ketegangan antara China dan Taiwan, hubungan ekonomi dan kontak antarpenduduk semakin meningkat, seiring dengan upaya Taiwan mempertahankan kedaulatannya de facto.
Status politik Taiwan tetap menjadi isu sensitif, dengan tekanan dari Beijing untuk reunifikasi, sementara Taipei terus menjaga identitas dan kedaulatannya.
Hubungan antar-rakyat, meskipun diwarnai perbedaan politik, tetap terjalin melalui turisme, bisnis, dan pertukaran budaya.
Pisahnya China dan Taiwan menjadi kisah panjang dan kompleks yang membutuhkan pendekatan diplomatis dan dialog untuk meredakan konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Namun, setelah Perang Dunia II, perang saudara kembali memuncak, dan PKC akhirnya memenangkan konflik pada 1949, memaksa KMT melarikan diri ke Taiwan untuk mendirikan Republik China (ROC).
Sejak saat itu, Taiwan mengalami isolasi diplomatik, dengan mayoritas negara-negara di dunia hanya mengakui satu pemerintahan China yang berpusat di Beijing.
Dinamika kontemporer antara China dan Taiwan menggambarkan perubahan yang berangsur-angsur sejak akhir 1970-an.
Pada tahun 1971, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengubah perwakilan China dari ROC (Republik of China) ke RRC (Republik Rakyat China).
Ini sejalan dengan Resolusi 2758 yang diadopsi pada 25 Oktober 1971, yang memberikan kursi China di PBB kepada perwakilan dari RRC dan mengakui RRC sebagai satu-satunya wakil resmi China di lembaga dunia itu.
Meskipun tetap ada ketegangan antara China dan Taiwan, hubungan ekonomi dan kontak antarpenduduk semakin meningkat, seiring dengan upaya Taiwan mempertahankan kedaulatannya de facto.
Status politik Taiwan tetap menjadi isu sensitif, dengan tekanan dari Beijing untuk reunifikasi, sementara Taipei terus menjaga identitas dan kedaulatannya.
Hubungan antar-rakyat, meskipun diwarnai perbedaan politik, tetap terjalin melalui turisme, bisnis, dan pertukaran budaya.
Pisahnya China dan Taiwan menjadi kisah panjang dan kompleks yang membutuhkan pendekatan diplomatis dan dialog untuk meredakan konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Lihat Juga :
tulis komentar anda